Marga Arab Hadramaut

Suku Arab-Indonesia adalah warga negara Indonesia yang memiliki keturunan etnis Arab dan etnis pribumi Indonesia. Pada mulanya mereka umumnya tinggal di perkampungan Arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia — misalnya di Jakarta (Pekojan), Bogor (Empang), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Ampel), Gresik (Gapura), Malang (Jagalan), Cirebon (Kauman), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Kauman) dan Probolinggo (Diponegoro),dan Bondowoso — serta masih banyak lagi yang tersebar di kota-kota seperti Palembang, Banda Aceh, Sigli, Medan, Banjarmasin, Makasar, Gorontalo, Ambon, Mataram, Kupang, Papua dan bahkan di Timor Timur. Pada jaman penjajahan Belanda, mereka dianggap sebagai bangsa Timur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan suku India-Indonesia, tapi seperti kaum etnis Tionghoa dan India, tidaklah sedikit yang berjuang membantu kemerdekaan Indonesia.

Sejarah kedatangan

Setelah terjadinya perpecahan besar diantara umat Islam yang menyebabkan terbunuhnya khalifah keempat Ali bin Abi Thalib, mulailah terjadi perpindahan (hijrah) besar-besaran dari kaum keturunannya ke berbagai penjuru dunia. Ketika Imam Ahmad Al-Muhajir hijrah dari Irak ke daerah Hadramaut di Yaman kira-kira seribu tahun yang lalu, keturunan Ali bin Abi Thalib ini membawa serta 70 orang keluarga dan pengikutnya.
Sejak itu berkembanglah keturunannya hingga menjadi kabilah terbesar di Hadramaut, dan dari kota Hadramaut inilah asal-mula utama dari berbagai koloni Arab yang menetap dan bercampur menjadi warganegara di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Selain di Indonesia, warga Hadramaut ini juga banyak terdapat di Oman, India, Pakistan, Filipina Selatan, Malaysia, dan Singapura.
Terdapat pula warga keturunan Arab yang berasal dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika lainnya di Indonesia, misalnya dari Mesir, Arab Saudi, Sudan atau Maroko; akan tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada mereka yang berasal dari Hadramaut.

Perkembangan di Indonesia

Kedatangan koloni Arab dari Hadramaut ke Indonesia diperkirakan terjadi sejak abad pertengahan (abad ke-13), dan hampir semuanya adalah pria. Tujuan awal kedatangan mereka adalah untuk berdagang sekaligus berdakwah, dan kemudian berangsur-angsur mulai menetap dan berkeluarga dengan masyarakat setempat. Berdasarkan taksiran pada 1366 H (atau sekitar 57 tahun lalu), jumlah mereka tidak kurang dari 70 ribu jiwa. Ini terdiri dari kurang lebih 200 marga.
Marga-marga ini hingga sekarang mempunyai pemimpin turun-temurun yang bergelar “munsib”. Para munsib tinggal di lingkungan keluarga yang paling besar atau di tempat tinggal asal keluarganya. Semua munsib diakui sebagai pemimpin oleh suku-suku yang berdiam di sekitar mereka. Di samping itu, mereka juga dipandang sebagai penguasa daerah tempat tinggal mereka. Di antara munsib yang paling menonjol adalah munsib Alatas, munsib Binsechbubakar serta munsib Al Bawazier.
Saat ini diperkirakan jumlah keturunan Arab Hadramaut di Indonesia lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah mereka yang ada di tempat leluhurnya sendiri. Penduduk Hadramaut sendiri hanya sekitar 1,8 juta jiwa. Bahkan sejumlah marga yang di Hadramaut sendiri sudah punah – seperti Basyeiban dan Haneman – di Indonesia jumlahnya masih cukup banyak.
Keturunan Arab Hadramaut di Indonesia, seperti negara asalnya Yaman, terdiri 2 kelompok besar yaitu kelompok Alawi (Sayyidi) keturunan Rasul SAW (terutama melalui jalur Husain bin Ali) dan kelompok Qabili, yaitu kelompok diluar kaum Sayyid. Di Indonesia, terkadang ada yang membedakan antara kelompok Sayyidi yang umumnya pengikut organisasi Jamiat al-Kheir, dengan kelompok Syekh (Masyaikh) yang biasa pula disebut “Irsyadi” atau pengikut organisasi al-Irsyad.

Tokoh-tokoh dan peranan

Di Indonesia, sejak jaman dahulu telah banyak di antara keturunan Arab Hadramaut yang menjadi pejuang-pejuang, alim-ulama dan da’i-da’i terkemuka. Banyak di antara para Walisongo adalah keturunan Arab, dan diduga kuat merupakan keturunan kaum Sayyid Hadramaut (Van Den Berg, 1886) atau merupakan murid dari wali-wali keturunan Arab. Kaum Sayyid Hadramaut yang datang sekitar abad 15 dan sebelumnya (Walisongo, kerabat dan ayahanda dan datuk mereka) mempunyai perbedaan fundamental dengan kaum Sayyid Hadramaut yang datang pada gelombang berikutnya (abad 18 dan sesudahnya).
Yang mana kaum Sayyid Hadramaut pendahulu, seperti dilansir Van Den Berg, banyak berasimilasi dengan penduduk asli terutama keluarga kerajaan-kerajaan Hindu dalam rangka mempercepat penyebaran agama Islam, sehingga keturunan mereka sudah hampir tak bisa dikenali. Sedangkan yang datang abad 18 dan sesudahnya banyak membatasi pernikahan dengan penduduk asli dan sudah datang dengan marga-marga yang terbentuk belakangan (abad 16-17) hingga saat ini sangat mudah dikenali dalam bentuk fisik tubuh dan nama.
Sampai saat ini, peranan warga Arab-Indonesia dalam dunia keagamaan Islam masih dapat terasakan. Mereka — terutama yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW — mendapat berbagai panggilan (gelar) penghormatan, seperti Syekh, Sayyid, Syarif (di beberapa daerah di Indonesia menjadi kata Ayip), Wan atau Habib dari masyarakat Indonesia lainnya.
Di samping tokoh-tokoh agama, banyak pejabat negara dan tokoh terkenal Indonesia masa kini yang leluhurnya berasal dari Hadramaut. Nama-nama mereka antara lain:

AR Baswedan (Menteri Penerangan 1947)
Abdurahman Saleh (Jaksa Agung,2004-2007)
Ahmad Albar (Artis penyanyi rock kelompok God Bless)
Ali Alatas (Menteri Luar Negeri, 1988-1998)
Alwi Shihab (Menteri Luar Negeri, 1999-2001; dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2004-2005)
Assaat (pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia pada masa pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta yang merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS))
Fuad Bawazier (Menteri Keuangan, 1998)
Fuad Hassan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 1985-1993)
Husin Umar Alhajri (Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiah Indonesia, 1940-2007)
Mar’ie Muhammad (Menteri Keuangan, 1993-1998)
Mark Sungkar (Aktor Indonesia)
Muchsin Alatas (Artis penyanyi dangdut)
Munir (Ketua LSM Kontras, aktivis anti kekerasan)
Quraish Shihab ( Menteri Agama, 1998)
Rusdy Bahalwan (Mantan pemain dan pelatih Tim Nasional Sepak Bola Indonesia)
Salim Al-Idrus (Pemain Sepak Bola : Pelita Jaya, Persib Bandung,
Saleh Afiff (Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri, 1993-1998)

Ritual ziarah

Di Hadramaut, banyak pemimpin agama yang makamnya diziarahi. Demikian banyaknya jumlah mereka, hingga bila ada seseorang dari Jakarta yang tinggal selama 40 hari di Hadramaut, belum tentu dapat menjangkau seluruh tempat ziarah yang ada.
Tempat ziarah yang paling terkenal adalah “Qabr Hud”, yang menurut kepercayaan orang Hadramaut adalah makam nenek moyang mereka, Nabi Allah Hud AS. Qabr Hud terletak di sebuah lembah, dan terdapat sebuah masjid berdekatan dengannya. Setiap tanggal 11 Sya’ban tahun Hijriah, tempat ini banyak didatangi para penziah. Mereka bukan saja berasal dari Hadramaut, melainkan juga dari berbagai negara yang ‘memiliki’ banyak keturunan Hadramaut. Mereka biasanya tinggal di gedung-gedung bertingkat tiga yang hanya digunakan pada saat acara ziarah. Pada hari itu juga ada pasar raya, yang suasananya kira-kira seperti upacara Sekaten di Yogyakarta.
Menurut tradisi, untuk ziarah ini para peziarah sebaiknya mandi terlebih dahulu atau minimal berwudhu di telaga Hud; yang terletak di bawah makam Nabi Hud. Selama tiga hari, kepemimpinan ziarah di Qabr Hud dilakukan secara berganti-ganti. Hari pertama dipimpin munsib Alhabsji, hari kedua oleh munsib Shahabuddin, dan terakhir yang paling meriah dipimpin oleh munsib Binsechbubakar. Begitu meriahnya akhir ziarah ini, hingga peluru-peluru dihamburkan ke udara. Upacara itu dilakukan oleh para pengawal BinSechbubakar, yang dikenal berpengaruh di Hadramaut.

Secara umum penggolongan Marga Arab Hadramaut itu dikategorikan dalam 4 golongan:
1. Alawiyin (golongan yang mengaku keturunan Rasulullah via keturunan Ahmad bin Isa (AlMuhajir)) c/ : Alatas – Alaydrus – Albar – Algadrie – Alhabsyi – AlHamid – AlHadar – AlHadad – AlJufri – Assegaff -Baaqil – Bawazier –Baridwan-BinSechbubakar-Jamalullail- Maula Heleh/Maula Helah- Shihab
2. Qabili / Qabail / Qabayl (golongan yang memegang senjata) c/ : Abud – AbdulAzis – Addibani – Afiff- Alhadjri – Alkatiri – Ba’asyir- Bachrak -Badjubier- Bafadhal – Bahasuan –Basyaib-Basyeiban- Baswedan-Bin Zagr- Martak-Nahdi- Sungkar
3. Masaikh / Dhaif (gologang pedagang / petani / rakyat kebanyakan) c/ : Baraja
4. Abid (golongan pembantu / hamba sahaya)

Nama-nama marga

Nama-nama marga/keluarga keturunan Arab Hadramaut dan Arab lainnya yang terdapat di Indonesia, antara lain adalah:

A
• Abbad, Abdul Aziz, Abudan, Aglag, Al Abd Baqi, Al Aidid, Al Ali Al Hajj, Al Amri, Al Amudi, Al As, Al As-Safi, Al Ba Abud, Al Ba Faraj, Al Ba Harun, Al Ba Raqbah, Al Baar, Al Bagdadi, Al Baiti, Al Bakri, Al Bal Faqih, Al Barak, Al Bargi, Al Barhim, Al Batati, Al Bawahab, Al Bin Jindan, Al Bin Sahal, Al Bin Semit, Al Bin Yahya, Al Bukkar, Al Fad’aq, Al Falugah, Al Gadri, Al Hadi, Al Hadi, Al Halagi, Al Hasani, Al Hasyim, Al Hilabi, Al Hinduan, Al Huraibi, Al Aydrus, Al Jabri, Al Jaidi, Al Jailani, Al Junaid, Al Kalali, Al Kalilah, Al Katiri, Al Khamis, Al Khatib, Al Kherid, Al Madhir, Al Mahdali, Al Mahfuzh, Al Matrif, Al Maula Dawilah, Al Maula Khailah, Al Munawwar, Al Musawa, Al Mutahhar, Al Qadri, Al Qaiti, Al Qannas, Al Rubaki, Al Waini, Al Yafi’ie, Al Yamani, AlMathori, AlMukarom, Ambadar, Arfan, Argubi, Askar, Assa’di, Assaili, Asy Syarfi, Attamimi, Attuwi, Azzagladi,al Dames

B
• Ba Abdullah, Ba Attiiyah, Ba Atwa, Ba Awath, Ba Dekuk, Ba’ Dib, Ba Faqih, Ba Sendit, Ba Siul, Ba Sya’ib Bin Ma’tuf Bin Suit, Ba Syaiban, Ba Tebah, Ba Zouw, Ba’asyir, Babadan, Babten, Badegel, Badeges, Ba’dokh, Bafana, Bafadual, Bagaramah, Bagarib, Bagges, Bagoats, Bahafdullah, Bahaj, Bahalwan, Bahanan, Baharmus, Baharthah, Bahfen, Bahmid, Bahroh, Bachrak, Bahsen, Bahwal, Bahweres, Baisa, Bajabir, Bajened, Bajerei, Bajrei, Bajruk, Bakarman, Baksir, Baktal, Baktir, Bal Afif, Baladraf, Balahjam, Balasga, Balaswad, Balfas, Baljun, Balweel, Bamakundu, Bamasri, Bamasak , Bamatraf, Bamatrus, Bamazro, Bamu’min, Banaemun, Banafe, Bana’mah, Banser, Baraba, Baraja, Barakwan, Barasy, Barawas, Bareyek, Baridwan, Barjib, Baruk, Basalamah, Basalim, Basalmah, Basgefan, Bashay, Ba’sin, Baslum, Basmeleh, Basofi, Basumbul, Baswel, Baswer, Basyarahil, Batarfi, Bathef, Bathog, Ba’Tuk, Bawazier, Baweel, Bayahayya, Baya’sut, Bazandokh, Bazargan, Bazeid, Billahwal, Bin Abd Aziz, Bin Abd Samad, Bin Abdat, Bin Abri, Bin Addar, Bin Afif, Bin Ajaz, Bin Amri, Bin Amrun, Bin Anuz, Bin Bisir, Bin Bugri, Bin Coger, Bin Dawil, Bin Diab, Bin Duwais, Bin Faris, Bin Gannas, Bin Gasir, Bin Ghanim, Bin Ghozi, Bin Gozan, Bin Guddeh, Bin Guriyyib, Bin Hadzir, Bin Hafidz, Bin Halabi, Bin Hamid, Bin Hana, Bin Hatrash, Bin Hilabi,Bin Hizam, Bin Hud, Bin Humam, Bin Huwel, Bin Ibadi, Bin Isa, Bin Jaidi, Bin Jobah, Bin Juber, Bin Kartam, Bin Kartim, Bin Keleb, Bin Khalifa, Bin Khamis, Bin Khubran, Bin Mahri, Bin Mahfuzh, Bin Makki, Bin Maretan, Bin Marta, Bin Mattasy, Bin Mazham, Bin Muhammad, Bin Munif, Bin Mutahar, Bin Mutliq, Bin Nahdi, Bin Nahed, Bin Nub, Bin On, Bin Qarmus, Bin Sadi, Bin Said, Bin Sanad, Bin Seger, Bin Seif, Bin Syahbal, Bin Syaiban, Bin Syamil, Bin Syamlan, Bin Syirman, Bin Syuaib, Bin Tahar, Bin Ta’lab, Bin Sungkar, Bin Tebe, Bin Thahir, Bin Tsabit, Bin Ulus, Bin Usman, Bin Wizer, Bin Zagr, Bin Zaidan, Bin Zaidi, Bin Zimah, Bin Zoo, Bukkar,Badziher.

T
• Thalib

G
• Ghana’

H
• Haidrah, Hamde, Hamadah, Harhara, Hatrash, Hubeisy,Hayaze, Hasni, Humaid

J
• Jawas, Jibran, Jabli

K
• Karamah, Kurbi

M
• Magadh, Makarim, Marfadi, Martak, Mashabi, Mugezeh, Munabari, Mahdami,Machdan

N
• Nabhan

S
• Sallum, Shahabi, Shogun, Sungkar, Syaiban, Syammach, Syawik,Syagran.

U
• Ugbah, Ummayyer

Z
• Za’bal, Zaidan, jurhum, Zeban, Zubaidi

Trivia

Yang Dipertuan Agung Malaysia 2001-2006 Tuanku Syed Sirajuddin adalah juga tokoh dari marga Jamalullail, yang leluhurnya berasal dari Hadramaut. Demikian pula dengan Menteri Luar Negeri, Malaysia, Syed Hamid Albar.
Mantan Perdana Menteri Timor Leste dan tokoh sentral partai Fretilin, Mari Alkatiri, adalah juga keturunan Hadramaut.
Di Arab Saudi, banyak keturunan Arab Hadramaut yang menjadi pengusaha-pengusaha sukses, seperti marga-marga Bin Laden (keluarga Osama Bin Laden), Bin zagr, Bin Mahfud, Bawazier dan Nahdi.
Di antara marga-marga Hadramaut dari keturunan Sayyid yang pertama-tama ke Indonesia adalah dari keluarga Basyaiban, yaitu Sayyid Abdul Rahman bin Abu Hafs Umar BaSyaiban BaAlawi pada abad ke-17 Masehi. Ia menikah dengan puteri Sunan Gunung Jati, Syarifah Khadijah. Pernikahan ini akhirnya menurunkan banyak kyai di Indonesia. Abu Hafs Sayyid Umar adalah guru dari Syaikh Nuruddin Ar-Raniri, penasihat utama Sultan Iskandar Thani dari Aceh.

206 Comments (+add yours?)

  1. Hannan
    Aug 07, 2008 @ 06:31:32

    Al Amudi masuk digolongan mana ya?

    Reply

  2. ratu belqis
    Aug 12, 2008 @ 20:40:19

    maaf,kmrn2 sudah aq cari d literatur tapi blum ad yg mnyebutkan mngenai Al Amudi.

    Reply

  3. bajul
    Aug 23, 2008 @ 17:48:05

    ternyata kental juga ya pengkelasan sosial… pada orang Arab..
    yah.., tetep aja yang paling mulia mah “inna akramakum indallaahi atqaakum…”

    Reply

  4. ratu belqis
    Aug 31, 2008 @ 22:18:41

    iyup….
    coz yg paling utama dan paling mulia adalah tingkat ketaqwaan pada Allah SWT

    Reply

  5. faisal
    Sep 18, 2008 @ 06:45:28

    bangsa ana abid (al-abid) dari maroko hijrah ke hadralmaut dikota tarim dan sekitarnya cuman ana bingung tentang katagori bangsa 4 golongan. apa yang dimaksud golongan itu juga fam mereka. sepengetahuan ana setelah rasullah diutus oleh Allah perbudakan pun diumat islam itu dihapus sampai sekarang tidak ada lagi. dan Qabili / Qabail / Qabayl bukan pemegang senjata tapi mereka merupakan kelompok/ orang keturunan kerajaan hadralmaut. dan abid arti yang banyak dipakai untuk gelar orang ahli ibadah. macam Iblis dia juga bergelar abid. Banyak lagi ulama ulama yg begelar abid maksud abid hamba allah. macam Zinal abidin. (hamba yang paling bagus). abdullah Al-abid
    atau kalu di iran ada keturunan musa al-kazim dengan gelar amir muhammad al -abid. Sayyid Muhammad al-Abid libya dll.

    Reply

  6. faisal
    Sep 18, 2008 @ 06:53:34

    yang saya tanyakan apakah mereka keturunan hamba sahaya yang jelas tidakkan jadi bangsa arab tujuan mereka membuat fam hanya untuk memenuhi hadist rasullah. supaya mereka tahu asal muasal keturunan mereka supaya menambah keimanan. silaturrahmi sebagai pintu rezki. tidak untuk menggolong-golongkan yang nantinya menjadi perpecahan dan iri dengki.

    Reply

  7. ratu belqis
    Sep 22, 2008 @ 00:01:44

    aslmkum
    sblumnya saya mhon maaf kalo data yg diberikan mungkin kurang akurat,krn mngenai semua sejarahnya serba simpang siur.stlah saya mnulis blog ini, saya malah mndengar kalo ad gol ba’alwy dari fam arab,yg mngaku keturunan tidak langsung dari Rasulullah (baca:dari Fatimah dan Ali),namun ad juga yang mngatakan bahwa gol Syeikh adlah yg merupakan keturunan Ali,Saya mendapatkan data-data ini dari orang2 yg keturunan arab Hadramaut (termasuk Ummi saya),karena seringnya saya mendapati fenomena seperti yg saya tulis (secara langsung atau tidak),namun saya hanya menyikapinya sebagai suatu wawasan saja…..
    kalo antum punya sedikit wawasan tentang keluarga arab hadramaut saya sangat berminat,dan semoga Allah sll melindungi kita dari perbuatan tercela Amien3x
    trima kasih atas kritik dan sarannya
    waslamkum

    Reply

  8. aghitsna
    Sep 27, 2008 @ 17:56:34

    saya dari marga bamu’min ada yang tau gak kalau marga tersebut mayoritas ada didaerah mana yah tolong kasih penjelasan

    Reply

  9. fran
    Oct 04, 2008 @ 11:51:21

    ahh kalo thalib masuknya kgolongan yg mana tuh ???

    Reply

  10. abu azzam
    Nov 01, 2008 @ 01:29:56

    ana mau tanya, kalau bin mar’ie itu marga dari turunan yang mana

    Reply

  11. ali bin rubayya MAR'IE
    Nov 16, 2008 @ 23:00:53

    Marga BIN MAR’IE itu juga turunan dari hadramaut yaman, dulu keturunan Ja’far BIN MAR’IE, datang dari hadramaut ke indonesia, ada yang ke Sumatera atau tepatnya ke Tembilahan , yaitu Ubaid dan saudaranya Yahya, dan juga ada Alwi yang jadi komisaris polisi di Bukit tinggi. Dan ada juga yang Ke Jawa dan Kalimantan. Ada Awad bin Ja’far dan anaknya Amir bin Awad bin Ja’far yang banyak mempunyai keturunan di Jawa dan kalimantan, dan juga Umar bin ja’far, yang mempunyai anak Rayis bin Umar dan Ja’far bin Umar. Rayis bin Umar bin Ja’far (sepupunya Amir bin Awad bin ja’far) banyak mempunyai keturunan di Banjarmasin dan Barabai, antara lain : Rubayya bin rayis, Salim bin Rayis, ramlah binti rayis, fatmah binti rayis, Faridah, jamilah, aminah, rafi’ah dan jum’ah. Sedangkan Ja’far bin Umar mempunyai anak yang bernama Hasan yang kawin dengan suhrah binti Amir bin Awad bin ja’far. dan keturunan Hasan ini banyak berada di Banjarmasin antara lain : Azis, Faisal, Fauzi, Zuhrah dan saidah.

    Reply

  12. uKi alhadjery
    Dec 05, 2008 @ 23:18:49

    allayarhamu,.. jid Husein Umar alhadjery,…

    hikkzz,. jadi teringat kembali sama beliau,…

    Reply

  13. Raden Hasan
    Dec 10, 2008 @ 08:00:42

    ASLM.

    nanya D0NK, MANG bner YA syarif HIDAYATULLAH, FATAHILLAH, PANGERAN Jayakarta ITu KETurunan Nabi Muhammad SAW jg? KL0 iya MARGANYA apa?

    was

    Reply

    • ratu belqis
      Dec 10, 2008 @ 11:06:47

      wa’alykum slm
      sblmnya saya masih bngung dg kalimat keturunan nabi Muhammad,karena nabi muhammad sndiri tidak mmpunyai keturunan(ank laki2),kalo yg dmksud adlah memiliki darah keturunan nabi muhammad dari putri perempuan itu mgkin saja,tapi sy sndiri blum mnemukan data2nya,maap

      Reply

  14. Fauziyah Doman
    Dec 14, 2008 @ 11:14:49

    Apa Jelasnya Nasab marga Doman? Di Indonesia marga Doman banyak, tapi ane cari di silsilah keturunan Arab di Indonesia kok ada ya? mohon bantuannya Sukron ….

    Reply

  15. Fauziyah Doman
    Dec 14, 2008 @ 11:33:33

    Ane mau nanya nich, Kalau marga Bin DOMAN dari keturunan mana ya?

    Reply

  16. Fauziyah Doman
    Dec 14, 2008 @ 12:16:14

    Kalau Silsilah Syarif Hidayatulloh ane sarankan junjungi
    http://www.forumbebas.com/showthread.php?tid=30583

    Reply

  17. Fauziyah Doman
    Dec 14, 2008 @ 12:21:26

    Bagi yang tahu Silsilah MARGA DOMAN, Tolong Email ane di Sukron

    Reply

  18. Fauziyah Doman
    Dec 14, 2008 @ 12:25:59

    Bagi yang tahu Silsilah MARGA DOMAN, Tolong Email ane di d3d3guna1@gmail.com Sukron

    Reply

  19. ima
    Dec 15, 2008 @ 00:25:25

    bin madhi koq ga ada ya??koq ga disebut juga??itu juga ada lho…sama kaya’ bin mar’ie..

    Reply

  20. wong_Islam
    Jan 06, 2009 @ 16:17:06

    mau tanya… sebutan kyai mas di Cirebon, khusus untuk keturunan Sayid Abdurrahman Basyaiban (yang menikah dengan Siti Khadijah binti Maulana Hasanuddin bin Syarif Hidayatullah), apa sebutan (gelar) yang bersifat umum?

    Reply

    • ratu belqis
      Jan 09, 2009 @ 14:34:26

      hmm…
      klo untuk keturunan hdramaut yang dianggap “priyayi” ato darah biru biasanya diberi embel2 syekh ato habib
      (untuk mnunjukkan ke-darah biru-annya)

      Reply

  21. amudy17
    Jan 19, 2009 @ 01:59:21

    maav saya mau tanya kalau bangsa al-amoudy itu dari mana ya silsilahnya ?

    Reply

  22. amudy17
    Jan 19, 2009 @ 02:49:59

    http://indo.hadhramaut.info/view/906.aspx

    Syeh Said Al-Amudi “Khizanah Ali Balawi”

    Semenjak bersatunya kedua pemegang bendera tasawuf di Hadhramaut, Al-Faqih Al-Muqoddam dan Syeh Said Al-Amudi, masyarakat menyebut keluarga Al-Amudi dengan sebutan “Khizanah Ali Balawi” (gudang keluarga baalawi) ikatan batin yang begitu erat antara Al-Faqih Al-Muqoddam dan Syeh Al-Amudi menjadikan Syeh Al-Amudi sebagai penasehat dan penopang dalam segala keputusan yang diambil oleh Al-Faqih Al-Muqoddam, termasuk keputusan Al-Faqih Al-Muqoddam dalam “mematahkan pedang” sebagai simbol berpalingnya beliau dari gaya kehidupan masyarakat pada waktu itu menuju “khumul” serta menjauhi kepangkatan duniawi, selain itu pematahan pedang yang dilakukan oleh Faqih Muqoddam juga sebagai simbol mengedepankan ilmu dan amal sebagai dasar pola pemikiran baru yang digagas oleh beliau.

    Penamaan tersebut sebagaimana disebutkan dalam “As-Syamil” karena Syeh Al-Amudi yang menjadi pewaris dan penjaga “sir”nya Al-Faqih Al-Muqoddam, Habib Jakfar dalam qosidahnya yang berisi pujian atas Syeh Al-Amudi berkata :

    فيه مكنون سرنا آل علوي أخبرتنا بذا الثقات شفاها

    Langkah yang diambil oleh Faqih Muqoddam bukan berarti menjerumuskan keturunannya kepada kemunduran dan kebodohan seperti yang difahami oleh sebagian orang, tetapi langkah yang diambil Faqih Muqoddam tersebut merupakan langkah menuju perubahan dalam dua sisi penting dalam kehidupan, yaitu segi politik dan sosial agama.

    Adapun dari segi politik pengarang Sayid Muhammad bin Ahmad As-Syatiri menerangkan secara gamblang dalam kitabnya “Adwar Tarikh Al-Hadrami”, “Bahwa pada masa itu para pembesar dan politikus di Hadramaut, memandang “Bani Alawi” sebagai saingan mereka yang harus diawasi dan diwaspadai gerak-geriknya, hal tersebut sebagaimana terjadi pada nenek moyang mereka pada zaman dinasti Bani Umayah dan Bani Abasiah serta raja-raja lainya, bahkan Faqih Muqoddam menyaksikan sendiri itu terjadi pada kerabat dekatnya, seperti hal yang terjadi pada kakeknya Shahib Marbat (Muhammad bin Ali) yang terpaksa hijrah ke Dzafar karena terror yang terus-menerus dari para pembesar waktu itu, begitu pula kejadian yang menimpa pamanya (Alawi) yang diracun oleh hakim Tarim waktu itu. Oleh karena itu, sikap untuk mempertahankan senjata pada masa itu akan dianggap suatu tantangan bagi mereka yang menganggap “Bani Alawi” musuh dan suatu ketika mesti akan terjadi bentrok antara kedua belah pihak, dan seterusnya hal tersebut akan menjadi rantai balas dendam kepada anak cucu kedua belah pihak dikemudian hari sebagaimana yang terjadi antar kabilah-kabilah pada zaman itu.

    Melihat kenyataan seperti itu Faqih Muqoddam mempunyai pandangan yang jauh ke depan dalam membasmi kemunkaran dari akarnya, maka dipilihnya tasawuf moderat, dan dipilihlah tongkat sebagai pengganti dari pedang yang melambangkan tasawuf.

    Sedangkan dari segi sosial agama, langkah yang diambil Faqih Muqoddam dengan meletakkan senjata dan bahkan mematahkannya merupakan suatu ajakan untuk melepaskan senjata guna menghapuskan adat kesukuan dan mengajak untuk hidup rukun dan damai dalam lingkup keagamaan dan kenegaraan tanpa mempermasalahkan madzhab dan suku, dan senjata sesungguhnya adalah ilmu dan iman, dan ilmu serta iman itulah yang akan menjadikan seseorang pemimpin yang berhasil dalam suatu masyarakat.

    Dari hal tersebut itulah jelas sekali, bahwa pendirian Faqih Muqoddam adalah pendirian seorang yang berani, begitu pula pendirian Syeh Said Alamudi yang selalu menjadi penopang dalam segala keputusan yang diambil oleh Faqih Muqoddam. Kitab-kitab sejarah menyebutkan bahwa patahan pedang serta sebagian peninggalan Faqih Muqoddam berada dan dan dirawat oleh keluarga Al-Amudi sebagaimana diwasiatkan oleh Faqih Muqoddam, hal tersebut juga merupakan adat ulama sufiah dengan memberikan seorang yang akan dipilih sebagai halifah sesuatu baik berupa pakaian atau lainnya, sebagai tanda perpindahan kepemimpinan kepada murid tersebut. Dan peninggalan Faqih Muqoddam tersebut hingga kini masih disimpan dan dirawat di wadi Gidun oleh penjaga maqom Syeh Said Al-Amudi, hal tersebut merupakan suatu lambang atas hubungan rohani antara kedua imam yang dikenal dengan “persatuan menyeluruh” (Toriqoh, ilmu, amal dan pertalian keluarga/besan)

    Tentang hubungan dua keluarga tersebut Sayid Alwi bin Tohir mengatakan : “Keluarga Al-Amudi dan keluarga Baalawi sudah mempunyai hubungan yang erat sejak dahulu, hal tersebut berkat hubungan yang erat antara Al-Qutub Al-gauts Al-Faqih Al-Muqoddam Jamaluddin Muhammad bin Ali Baalawi dan Syeh Al-Kabir Al-Arif billah Said bin Isa Al-Amudi, dan berkah dari hubungan tersebut keluarga Al-Amudi dilimpahi harta yang banyak dan barokah, disamping dianugerahi aqidah yang lurus dan kuat serta hubungan kekeluargaan yang langgeng tidak terputus, hal tersebut sebagaimana diisyaratkan dalam hadits Nabi SAW, “Setiap keturunan dan hubungan kekeluargaan (besanan) nanti di hari kiamat akan putus kecuali keturunanku dan hubungan kekeluargaanku”, hadits ini diriwayatkan dengan maknanya.

    Reply

  23. hakim
    Jan 19, 2009 @ 14:06:57

    sebenarnya marga yang merupakan keturunan rasul apakah albarr, albaar, atau albar?

    Reply

  24. amudy17
    Jan 27, 2009 @ 21:07:33

    >> al-amudy <<

    Reply

  25. akhi
    Feb 15, 2009 @ 00:01:45

    yang bener tuh, asyabibi atau syabibi!! terima kasih sebelumnya

    Reply

    • fiqah alhadar
      Jan 17, 2012 @ 19:48:31

      Setiap marga pasti memiliki qishah dan silsilah turunan yang jelas. Kalo menurut saya lebih baik anda melihat di buku silsilah. Sepengetahuan saya hampir semua marga (terutama alawiyyin) memiliki buku sililah keturunan. Abi saya punya buku silsilah dari Rasulullah hingga keturunan saat ini.

      Reply

  26. Saleh Al-katiri
    Feb 19, 2009 @ 20:42:42

    maaf mbak sebelumnya saya mau menanyakan thalib itu apa berdiri sendiri ato berasal dari mana?????? setahu saya thalib itu berasal dari Alkatiri,…

    begitu mbak,….trims sebelumnya…

    wasalam

    Reply

  27. eza
    Feb 22, 2009 @ 18:05:33

    asalamualaikum..
    hayyakumullah,,afwan BIN BRIK trmasuk golongan dri mna???mnta tw silsilah nya donk???syukran

    Reply

  28. anto
    Mar 19, 2009 @ 07:00:23

    assalamualaikum, saya mau bertanya kalau BAHASUAN itu asal muasalnya dari yaman atau kota mana di Yaman, dan diambil dari kata apa bahasuan itu dan siapa asal mula yang membawa ke indonesia

    Reply

  29. robby ansharie bahasuan
    Mar 19, 2009 @ 07:02:02

    tolong mas kasih tau tentang pertanyaan diatas

    Reply

  30. Ainaya Sahira
    Mar 20, 2009 @ 08:57:27

    2. Qabili / Qabail / Qabayl (golongan yang memegang senjata) c/ : Abud – AbdulAzis – Addibani – Afiff- Alhadjri – Alkatiri – Ba’asyir- Bachrak -Badjubier- Bafadhal – Bahasuan –Basyaib-Basyeiban- Baswedan-Bin Zagr- Martak-Nahdi- Sungkar

    Koreksi: marga Basyaiban termasuk golongan sayid, bukan qabili seperti yg anda tulis.

    Reply

  31. falqone
    Mar 28, 2009 @ 11:11:03

    ana mau tanya apakah benar kalo al-yafi termasuk bani israil.dan apa saja marga mereka.

    Reply

    • fahmi attamimi
      Oct 23, 2014 @ 11:05:16

      assalm, bukan falqon, alyafi’ itu dari suku himyar atau a-lhimyari satu suku dengan harhara dan asalnya bukan dari hadramaut tapi dari san’a daerah yaman yang dingin…

      Reply

  32. ahmad
    Apr 02, 2009 @ 18:02:26

    Kok bisa balawi mengaku keturunan nabi muhammad sedangkan Nabi muhammad tidak punya anak laki-laki (anak nya yang laki laki meninggal dalam usia kecil). Mereka kan cucu nya Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad SAW. Budaya arab kan sifat nya paternal, di mana garis silsilah di ambil dari bapak, bukan ibu. Kalau di budaya Hebrew, silsilah di ambil dari ibu. Ya berarti kaum baalwi seperti orang Yahudi dong!!!!

    Kaum Yahudi percaya bahwa mereka adalah “the chosen one” Mereka pasti akan masuk surga. Tidak beda dengan kaum Baalwi yang percaya bahwa karena mereka cucu nya nabi akan di lindungi dan pasti akan masuk surga.

    Sekarang beda nya kaum yahudi sama kaum baalwi, kaum yahudi mengakui bahwa mereka orang yahudi tetapi kaum baalwi tidak mengakui bahwa mereka memiliki sifat2 yang persis sama dengan kaum yahudi. Kesimpulan nya Kaum baalwi termasuk semua habaib habaib lebih parah dan darajat nya lebih rendah dari kaum Yahudi. Binatang BABI saja darajat nya jauh lebih tinggi dari baalwi

    Reply

    • said
      Sep 24, 2010 @ 14:53:23

      sebenar nya orang yang merendahkan ahlul bait itu adalah manusia yang ngak mempunyai agama dan ngak pernah sekolah maka ny berbicara ngak pake otak kemungkinan itu dilahir kan tampa ayah bisa jd anak haram jadi kita manusia ngak boleh menghina keturunan orang lain ahlul bait itu adalah keturunan yang mulai di mata Allah SWT

      Reply

      • dildaar80
        Jun 19, 2011 @ 13:14:15

        Sebenarnya kritik ini perlu dijawab secara ilmiah dan santun:

        Kok bisa balawi mengaku keturunan nabi muhammad sedangkan Nabi muhammad tidak punya anak laki-laki (anak nya yang laki laki meninggal dalam usia kecil). Mereka kan cucu nya Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad SAW. Budaya arab kan sifat nya paternal, di mana garis silsilah di ambil dari bapak, bukan ibu. Kalau di budaya Hebrew, silsilah di ambil dari ibu. Ya berarti kaum baalwi seperti orang Yahudi dong!!!!

        Kemudian perlu jg dijelaskan benarkah kaum Baalwi yang percaya bahwa karena mereka cucu nya nabi akan di lindungi dan pasti akan masuk surga?

        Kalau iya apakah tidak sama dengan kaum Yahudi percaya bahwa mereka adalah “the chosen one” Mereka pasti akan masuk surga?

        Kritik ini pun perlu dijawab ilmiah:

        “Sekarang beda nya kaum yahudi sama kaum baalwi, kaum yahudi mengakui bahwa mereka orang yahudi tetapi kaum baalwi tidak mengakui bahwa mereka memiliki sifat2 yang persis sama dengan kaum yahudi. ”

        Kalau kata2 selanjutnya sy tdk mempostingnya krn bersifat penghinaan.

    • fahmi attamimi
      Dec 31, 2014 @ 10:32:10

      Asslm bertobatlah akhi ahmad, ana sayang sama antum, jgn katakan sesuatu yang antum ketahui, ini jawaban pertanyaan antum, ana mohon maaf sekedar ingatkan saudara ana, Dalam Ilmu Nasab, sesungguhnya nasab itu dikaitkan kepada orang tuanya laki-laki (ayahnya). Kecuali Nasab Imam Hasan dan Imam Husain yang ke Sayyidatuna Fathimah Az-Zahra’.

      Pengistinbatan Nasab ke jalur Perempuan hanya untuk Sayyidatuna Fathimah Az-Zahra’ saja. Dan ini bersifat Khususiyyah. Khususiyyah artinya khusus diperuntukkan kepada Sayyidah Fathimah Az-Zahra.

      Dalilnya, Hadits Rasulullah Saw, yang berbunyi:

      كُلُّ وَلَدِ أَدَمَ فَإِنَّ عُصْبَتُهُمْ لِأَبِيْهِمْ مَا خَلاَ وَلَدَ فَاطِمَةَ فَإِنِّيْ أَنَا أَبُوْهُمْ وَعُصْبَتُهُمْ

      “Semua anak Adam bernasab kepada orang tuanya laki-laki (ayahnya) kecuali anak-anak Fathimah. Akulah ayah mereka, dan akulah yang menurunkan mereka.”

      Hadits tersebut dapat di jumpai di beberapa Kitab, seperti:
      1. Imam Muslim dalam Shahih Muslim, Bab “Fadhail Ahlu Bait”
      2. Imam Ahmad bin Hanbal dalam Mustadrak Ash-Shahihain.
      3. Imam As-Suyuthi, dalam Ad-Durru Al-Mantsuur
      4. Kitab Kanzul ‘Ummal
      5. Imam At-Turmudzi, dalam Kitab Sunan At-Turmudzi
      6. Imam Thabrani, dalam Tafsir At-Tabrani
      7. Imam An-Nasa’i, dalam Kitab Khashaish An-Nasa’i
      8. Tarikh Baghdad
      9. Kitab Al-Isti’ab
      10. Kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah
      11. Imam Abu Dawud, Dalam Musnad Abu Dawud
      12. Kitab Asad Al-Ghabah
      13. Syaikh Muhammad Abduh, Dalam Kitab Tafsir Al-Manar
      14. HMH.Al-Hamid Al-Husaini, dalam buku Keagungan Rasulullah & Keutamaan Ahlul Bait, halaman 23-24

      Reply

  33. ratu belqis
    Apr 04, 2009 @ 20:22:00

    wallahu’alam
    inna akramakum indallahi atqakum

    Reply

  34. bram
    Apr 14, 2009 @ 21:58:03

    tapi sungguh menjijikkan ketika mereka yang mengaku keturunan rasulullah saw. malah menolak orang lain yang bukan keturuna alawiyyin untuk dinikahi.shame on them

    Reply

  35. Joktan
    Apr 15, 2009 @ 16:34:19

    mencoba menjawab:

    1. Al Amudy termasuk qabili yang tinggal di daerah du’an. ada yang mengatakan pula bahwa al amudy merupakan keturunan langsung dari Abu bakar ash shiddieq ra

    2. thalib termasuk dalam alkatiri

    3. al yafii bukan bani israel tetapi bani himyar yang merupakan keturunan arab gahtan dari Nabi Hud alaihissalam

    4. soal baalwi ana masih research, karena masih ada pendapat yang mengatakan bahwa mereka bukanlah keturunan dari ahmad bin isa al muhajir karena beliau meninggal sebelum sampai ke hadramaut. sedangkan baalwi yang ada sekarang ini diindikasikan merupakan keturunan orang persia yang kabur dari iran karena ketidakcocokan dengan dinasti abasiyah.

    wallahu’alam bi shawab

    Reply

  36. fahmy abo qaaf
    Apr 24, 2009 @ 05:24:02

    kalo almakkawy alhasany apa termasuk golongan sayyid?

    Reply

    • Maher Al mahdy
      Feb 16, 2011 @ 14:39:12

      yaa keturunan dari bani hasan bin ali RA yang di mekkkah ,tapi banyak yang di ingkari oleh kalangan sayyid lain ,mungkin karena lebih dekat pada ahlu bayt yang sesungguhnya ,,yang akan melahirkan imam mahdy ,,

      waALLLAHu a`laaam bisshawab

      Reply

  37. fahmy abo qaaf
    Apr 24, 2009 @ 05:30:58

    ASS wr wb : dimana saya dapat catatan lengkap silsilah habaib/ sayyid ??? bagi yang punya data tolong krm k Email :aqaaf@yahoo.co.id jakumuLLah

    Reply

  38. fahad
    Apr 26, 2009 @ 17:14:52

    #

    Kok bisa balawi mengaku keturunan nabi muhammad sedangkan Nabi muhammad tidak punya anak laki-laki (anak nya yang laki laki meninggal dalam usia kecil). Mereka kan cucu nya Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad SAW. Budaya arab kan sifat nya paternal, di mana garis silsilah di ambil dari bapak, bukan ibu. Kalau di budaya Hebrew, silsilah di ambil dari ibu. Ya berarti kaum baalwi seperti orang Yahudi dong!!!!

    Kaum Yahudi percaya bahwa mereka adalah “the chosen one” Mereka pasti akan masuk surga. Tidak beda dengan kaum Baalwi yang percaya bahwa karena mereka cucu nya nabi akan di lindungi dan pasti akan masuk surga.

    Sekarang beda nya kaum yahudi sama kaum baalwi, kaum yahudi mengakui bahwa mereka orang yahudi tetapi kaum baalwi tidak mengakui bahwa mereka memiliki sifat2 yang persis sama dengan kaum yahudi. Kesimpulan nya Kaum baalwi termasuk semua habaib habaib lebih parah dan darajat nya lebih rendah dari kaum Yahudi. Binatang BABI saja darajat nya jauh lebih tinggi dari baalwi

    ahmad said this on April 2, 2009 at 6:02 pm <=== Heh Ati ati kalo Ngomong Jing

    Fatwa Al-Alim Al-Alamah Assayyid Al-Habib Hasan Bin Ali Bin Hasyim Bin Ahmad Bin Alwy Ba’agil Al-Alawy
    (Mufti Mazhab Syafi’i di Makkah Al-Mukarramah Wafat Tahun 1335 H.)

    Jawaban Mengenai Hadits,
    “Aku tinggalkan pada kalian Ats-tsaqalain (dua pusaka), yaitu Kitabullah (Alqur’an) dan Keluargaku (yaitu) Ahli Baitku”.

    Saya pernah ditanya mengenai hadits, “Aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat setelah (berpegang teguh kepada) keduanya; kitabullah (Alqur’an) dan ……..” apakah -kata penanya itu-hadits tsb shahih jika ditambah dengan kata-kata (akhirnya) ‘itraty wa ahli baity (keluargaku yaitu ahli Baitku) atau mungkin yang benar, wasunnaty (dan sunnahku). Dia berharap agar dapat menjelaskan sanad hadits tsb.

    Sebenarnya, hadits yang tsabit dan shahih adalah hadits yang berakhir dengan wa ahli baity. Sedang yang berakhir dengan kata-kata wa sunnaty itu bathil (salah) dari sisi matan dan sanadnya. Berikut penjelasan mengenai sanad hadits tsb.

    Hadits tsb diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya (IV: 1873 no. 2408 cetakan Abdul-Baqy) dari Sayyidina Zaid bin Arqam r.a. Dia berkata, “Suatu hari Rasulullah saw. Pernah berdiri dihadapan kami seraya berkhutbah disuatu tempat (kebun) kosong diantara Makkah dan Madinah. Beliau saw memuji Allah SWT dan menyanjung-Nya. Lalu menasehati dan mengingatkan (ummatnya). Kemudian bersabda, “Amma ba’du (adapun sesudah itu), ingatlah wahai sekalian manusia, sesunguhnya aku ini hanya manusia biasa, hampir-hampir (sebentar lagi) akan datang utusan Tuhanku (yang akan memanggilku ke Hadhrat-Nya), maka akupun (pasti) mengabulkannya. Dan aku akan meninggalkan pada kalian dua pusaka. Pertama, Kitabullah itu dan peganglah teguh-teguh.” Beliau saw. Memerintahkan untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an sebagai Kitabullah dan mendorong untuk mengamalkannya. Kemudian beliau saw bersabda, “Dan Ahli Baitku (keluargaku)”

    Itulah Lafadh atau redaksi Imam Muslim. Dan diantara perawi lain yang meriwayatkan dengan redaksi seperti itu ialah Al-Darimy dalam Sunan-nya (II : 431 – 432) dengan isnad shahih seperti (terangnya) matahari. Ada juga perawi lain yang meriwayatkan hadits tsb seperti redaksi Imam Muslim itu.

    Sedang riwayat Imam Turmudzi terdapat kata-kata, wa ‘itraty ahli baity (dan keturunanku [yaitu] ahli baitku [keluarga rumahku]).” Dalam Sunan Turmidzi (V: 663 no. 3788), Rasulullah saw. Bersabda,
    “Sesungguhnya aku meninggalkan pada kalian apa yang jika kalian pegang (erat-erat) pasti kalian tidak akan sesat sudah aku (tiada). Salah satunya lebih agung dari pada yang lainnya, (yaitu) Kitabullah. Dia merupakan tali yang memanjang dari langit ke bumi. Dan keturunanku (yaitu) ahli baitku. Kedua pusaka itu tidak akan berpisah sehingga keduanya dapat mendatangkan haudh-telaga-kepadaku. Perhatikanlah (berhati-hatilah dan pikirkanlah) bagaimana kalian memperlakukan mereka sepeninggalku.”
    Hadits shahih.

    Adapun kata-kata wa sunnaty (dan sunnahku), saya tidak meragukan ke-maudhu’-annya karena ke-dha’if-an sanadnya, dan faktor-faktor lainnya yang sangat mempengaruhi kelemahannya.

    Berikut ini isnad dan matan Hadits tsb.

    Imam Al-Hakim meriwayatkan hadits tsb dalam Al-Mustadrak (I :93) dengan isnad dari Ibnu Abi Uwais dari ayahnya, dari Tsaur bin Zaid Al-Daily, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas. Diantaranya dalam sanad hadits tsb terdapat Ibn Abi Uwais dan ayahnya. Al-Hafidh Al-Mizzy dalam Tahdzib Al-Kamil (III : 127), mengenai biografi Al-Ibn-Ibn Abi Uwais – dan aku akan mengutip perkataan orang yang mencelanya, berkata Muawiyah bin Shalih dari Yahya bin Mu’in, “Abu Uwais dan putranya itu (keduanya) dha’if (lemah).” Dan dari Yahya ibn Mu’in juga, Ibn Abi Uwais dan ayahnya (suka) mencuri hadits.” Dan dari Yahya juga, “Dia itu suka mengacaukan (hafalan) hadits (mukhallith) dan suka berbohong, dia tidak mengapa (dalam hadits).”

    Tetapi menurut Abi Hatim, Ibn Abi Uwas itu tempat kejujuran (mahalluhu ash-shidq), dia terbukti lengah (dilengahkan / dibiarkan orang) (mughaffal). Imam Nasa’iy menilai dia dha’if (lemah). Dan masih menurut Imam Nasa’iy dalam kesempatan lain, dia tidak tsiqah. Menurut Abu Al-Qasim Al-Alka’iy, “Imam Nasa’iy sangat jelek menilainya sampai ke derajad matruk (Ibn Abi Uwais itu ditinggalkan orang)”.

    Menurut komentar Abu Ahmad binAdy, “Ibn Abi Uwais itu meriwayatkan dari pamannya (khal­nya) (yaitu) Malik yaitu berupa beberapa hadits gharib yang tidak diikuti oleh seorangpun (dari periwayat lain) (tidak ada mutaba’ah-nya).

    Al-Hafizh Ibn Hajar dalam muqaddimah Al-Fath Al-Bary (hlm. 391 terbitan Dar Al-Ma’rifah) mengenai Ibn Abi Uwais mengatakan, “atas dasar itu hadits dia -Ibn Abi Uwais-tidak dapat dipakai sebagai hujjah selain yang terdapat dalam As-shahih, karena celain yang dilakukan Imam Nasa’iy dan lain-lainnya …..”.

    Al-Hafizh Sayyid Ahmad bin As-Shadiq dalam Fath Al-Mulk Al-Aly (hlm 15) mengatakan, “Berkata Salamah bin Syabib, “Aku pernah mendengar Ismail bin Abi Uwais mengatakan, “Mungkin Aku membuat hadits (adhu’u al-hadits) untuk penduduk Madinah jika mereka berselisih pendapat mengenai sesuatu diantara mereka.”

    Jadi, dia-Ibn Abi Uwais – dituduh suka membuat hadits (maudhu’), dan Ibn Mu’in menilainya sebagai pembohong. Dan haditsnya yang mengandung kata-kata wa sunnaty tidak terdapat dalam salah satu dari Shahihain.

    Adapun mengenai ayahnya, Abu Hatim Ar-Razy mengatakan, sebagaimana disebutkan didalam kitab anaknya Al-Jarh wa At-Ta’dil (V: 92), “Ditulis haditsnya, tetapi tidak dapat dijadikan hujjah, dan dia tidak kuat.”

    Dalam sumber yang sama, Ibn Abi Hatim mengutip dari Ibn Mu’in bahwa dia berkata dalam kitab Al-Jarh wa Ta’dil tsb, “Abu Uwais itu tidak tsiqah.”

    Menurut saya, sanad yang dimasuki atau dicampuri oleh dua orang yang telah kami paparkan itu tidak dapat menjadi shahih kecuali jika ada unta yang dapat masuk ke lubang jarum (mustahil). Apalagi jika telah terbukti bahwa apa yang telah mereka bawa dan datangkan itu bertentangan dengan hadits tsabit dan shahih. Pikirkanlah itu, semoga Allah memberikan hidayah pada kita semua.

    Imam Al-Hakim telah mengakui ke dha’if-an hadits tsb, sehingga dia tidak menshahihkannya dalam Al-Mustadrak. Dia hanya menarik (mencarikan) syahid atau saksi penguat bagi hadits tsb, tetapi tetap saja lemah (wahin) dan isnadnya jatuh (saqith), sehingga tampaklah betapa sangat lemahnya hadits tsb.

    Kami telah membuktikan bahwa Ibn Abi Uwais dan ayahnya sungguh – sungguh, salah satu diantara keduanya telah mencuri (membuat) hadits. (Sehingga haditsnya disebut maudhu’, dibuat-buat).

    Al-Hakim meriwayatkan (I : 93) hadits tsb, dia berkata, ” saya telah menemukan syahid atau saksi penguat bagi hadits tsb dari hadits Abi Hurairah”. Kemudian diriwayatkan dengan sanadnya melaui (jalan) Al-Dhaby: Telah menghaditskan kepada kami Shalih bin Musa At-Thalhy dari Abdul Aziz bi Rafi’ dari Abu Shalih dari Abu Hurairah – secara marfu’ (Rasulullah saw bersabda),
    “Sesungguhnya aku meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat setelah keduanya. Kitabullah dan Sunnahku. Keduanya tidak akan berpisah sehingga keduanya mendatangkan (mengembalikan) telaga (haudh) kepadaku”.

    Menurut saya (Sayyid Hasan) hadits tsb juga maudhu’ (dibuat-buat). Disini yang dibicarakan atau yang dikomentari hanya satu orang yaitu Shaleh bin Musa Al-Thalhy. Berikut ini penilaian para imam pakar hadits dari kalangan Kibar Al-Huffazh (penghafal terkenal) yang mencela Shaleh bin Musa Al-Thalhy sebagaimana terdapat dalam kitab Tahdzib Al-Kamal (XIII : 96),”Berkata Yahya bin Mu’in, “Laisa bi-syai’in (riwayat [hadits] tsb bukan apa-apa).” Abu Hatim Ar-Razy berkata, “Dha’if Al-Hadits (Haditsnya dha’if).”

    Dia sangat mengingkari hadits dan banyak kemungkaran terhadap perawi yang tsiqah. Menurut penilaian Imam Nasa’iy, haditsnya tidak perlu ditulis. Atau pada kesempatan yang lain Imam Nasa’iy berkata, “Dia itu matruk al-hadits (haditsnya matruk / ditinggalkan).”

    Al-Hafizh Ibn Hajar Al-Asqalany dalam Tahdzib At-Tahdzib (IV: 355) menyebutkan, “Ibn Hibban berkata bahwa Shaleh bin Musa meriwayatkan dari tsiqat apa yang tidak menyerupai hadits itsbat (yang kuat) sehingga yang mendengarkannya bersaksi bahwa riwayat tsb ma’mulah (diamalkan) atau maqbulah (diterima) tetapi tidak dapat dipakai untuk ber-hujjah.

    Abu Nu’aim berkata : “Dia itu matruk al-hadits, sering meriwayatkan hadits-hadits munkar.”

    Al-Hafizh dalam At-Taqrib juga menghukuminya sebagai rawi matruk (yang harus ditinggalkan) (Tarjamah 2891). Demikian pula Al-Dzahaby dalam Kasyif (2412), yang menyebutkan bahwa dia wahin (lemah). Menurut Al-Dzahaby dalam Al-Mizan (II: 302), hadits riwayat Shaleh bin Musa tsb termasuk kemungkaran yang dilakukannya.

    Imam Malik menyebut hadits tsb dalam Al-Muwaththa’ (I : 899 no. 3) tanpa sanad (jadi tidak ada asal-usulnya hadits itu / la aslu -pen). Tetapi hal itu tidak ada artinya, karena mengenai kelemahannya telah jelas.

    Al-Hafizh Ibn Abdilbar dalam At-Tahmid (XXIV : 331) menyebutkan sanad ketiga mengenai hadits dha’if tsb, “Dan telah menghaditskan kepada kami Abdurrahman bin Yahya, dia berkata, “telah menghaditskan kepada kami Ahmad bin Sa’id, dia berkata, “telah menghaditskan kepada kami Muhammad ibn Ibrahim Al-Daibaly, dia berkata, “telah menghaditskan kepada kami Ali bin Zaid Al-Faraidhy, dia berkata, “telah mengahaditskan kepada kami Al-Haniny dari Katsir bin Abdullah bin Amr bin Auf, dari ayahnya, dari kakeknya (mengenai hadits tsb)”.

    Sekarang kita akan memperbincangkan satu illat atau penyakit saja, yaitu Katsir bin Abdullah yang terdapat dalam isnad hadits tsb. Menurut Imam Syfi’iy Rahimahullah Ta’ala – dia adalah salah satu punggung kebohongan. Sedang menurut Abu Dawud Rahimahullah Ta’ala, “dia adalah salah satu pembohong.”

    Ibn Hibban berkata, “Dia meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya suatu nuskhah (teks) yang maudhu’ (dibuat-buat) yang tidak halal atau tidak pantas untuk dicantumkan didalam berbagai kitab dan tidak perlu diriwayatkan kecuali untuk (sisi) ta’ajjub (aneh karena keberaniannya dalam berbohong -pen).

    Menurut penilaian Imam Nasa’iy dan Al-Darulquthny, dia matruk al-hadits (haditsnya ditinggalkan orang). Imam Ahmad berkata, “dia itu pengingkar hadits, dia tidak (mempunyai peran) apa-apa.” Demikian pula menurut peniliaan Yahya bin Mu’in, bahwa dia tidak (bukan) apa-apa, (tidak ada apa-apanya), (bukan orang penting).

    Saya (Sayyid Hasan bin Ali) berpendapat, sungguh salah jika Al-Hafizh Ibn Hajar Rahimahullah Ta’ala – dalam Taqrib menilainya sebagai dha’if saja, kemudian dia berkata, “sungguh berlebihan jika ada orang yang menuduh sebagai pembohong.” Menurut saya (Sayyid Hasan), hal itu sama sekali tidak salah dan tidak berlebihan. Karena, seperti terlihat dari peniliaan para imam atau pakar hadits, dia memang pendusta. Bukankah Al-Dzahaby juga telah menilai dia (dalam Al-Kasyif) sebagai wahin (lemah). Dan memang dia demikian. Haditsnya maudhu’. Hadits tsb tidak cocok untuk diikuti (mutaba’ah) dan tidak perlu dicarikan syahid (saksi penguatnya). Bahkan harus dijauhi. Allah-lah yang memberi taufiq kepada kita semua.

    Menurut Tuan Mutanaqidh – penentang atau sang kontroversial – dalam Dha’ifatih (IV : 361), hadits shahih dan tsabit (kuat) yang menyebutkan, “Wa ‘itraty ahli baity (Dan keturunanku yaitu ahli baitku) menjadi syahid (saksi) atas (kebenaran dan keshahihan) hadits yang mengandung wa sunnaty (dan sunnahku). Yang demikian itu menurut saya (Sayyid Hasan bin Ali) termasuk yang layak untuk ditertawakan saja. Hanya Allah yang memberi hidayah kepada kita semua. Tanbih / Peringatan dari Alhabib Assayyid Hasan bin Ali. Sabda Rasulullah saw., “Itraty Ahli Baity (Keturunanku [yaitu] ahli baitku atau keluargaku), maksudnya adalah istri-istrinya (?), keturunannya (dzurriyah-nya), dan yang lebih istimewa adalah Sayyidah Fathimah, Sayyidina Ali r a. – semoga Allah memuliakannya di surga, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain a.s, dan semoga mereka mendapat ke ridaan-Nya.

    Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah hadits shahih dan tsabit. Diriwayatkan oleh Siti Aisyah r a. Dalam shahih Muslim (IV : 1883 no. 2424) dari Umar bin Abu Salamah, anak tiri Rasulullah saw., sebagaimana dicantumkan dalam At-Turmudzi (V:663). Redaksinya dari beliau – Rahimahullah Ta’ala – dan lain-lainnya dengan isnad-isnad shahih. Dia berkata, “Ayat berikut ini turun kepada nabi saw., Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu – hai ahli bait – dan membersihkan sebersih bersihnya (QS. Al-Ahzab: 33).” Ayat tsb turun kepada Nabi saw di rumah Ummu Salamah r a. Lalu Nabi Muhammad saw memanggil Sayyida Fathimah r a, Hasan dan Husain. Lalu Raulullah saw menutipi mereka dengan kiswah (baju, kain) sedang Imam Ali ra. – wa karrama wajhah – ada dibelakang punggungnya (Nabi saw). Beliau saw pun menutupi dengan pakaian (kiswah).

    Kemudian beliau saw bersabda, “Allahumma (ya Allah), mereka itu ahli baitku, maka hilangkanlah dosa (kekejian dan kekotoran) dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci­sucinya (bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya).” Ummu Salamah r a berkata, “Dan (apakah) aku beserta mereka wahai Rasulullah ?” Beliau bersabda, “Engkau mempunyai tempat tersendiri, dan engkau menuju kepada kebaikan.”

    Siapa yang membatasi Ahli Bait Rasulullah saw hanya pada istri-istrinya saja, maka sungguh keliru. Karena hal itu bertentangan dengan ijmak dan sunnah yang shahih.

    Dengan penjelasan tsb, jelas bahwa hadits, Kitabullah wa ‘Itraty (Kitabullah dan keturunanku) adalah hadits shahih dan tsabit yang terdapat pada shahih Muslim. Kata-kata kitabullah wa sunnaty (kitab Allah dan Sunnahku) itu bathil – dari sisi isnad – dan tidak shahih. Maka saya menganjurkan kepada para khatib, imam dan mubaligh untuk segera meninggalkan pengucapan hadits-hadits yang tidak diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw. Dan hendaknya mereka juga tidak segan-segan untuk mengungkapkan hadits shahih dari Nabi Muhammad saw yang terdapat dalam Shahih Muslim, yang antara lain menyebutkan, “Kitabullah wa Itraty ahli baity atau wa ahli baity”.

    Kamipun pesan kepada para penuntut ilmu (santri dan pelajar pada umumnya) untuk mempelajari ilmu hadits. Dan hendaklah mereka juga mau menyediakan waktu untuk mengenali hadits yang shahih dan dha’if sekaligus.

    Allah SWT memfirmankan yang Hak dan benar. Dia menunjuki manusia dan makhluk-Nya ke jalan yang lurus dan benar. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

    (Dikutip dari kitab Shahih Shifat Shalat An-Naby [Shalat Bersama Nabi saw] karya Sayyid Hasan bin Ali Ba’Agil – Pustaka Hidayah – Bandung).

    Jelasnya Buka http://www.asyraaf.net

    Reply

  39. fahad
    Apr 26, 2009 @ 17:18:51

    Pendapat Prof. HAMKA tentang Ahlul Bait

    H. Rifai, seorang Indonesia beragama Islam yang tinggal di Florijn 211 Amsterdam, Nederland, pada tanggal 30 Desember 1974 telah mengirim surat kepada Menteri Agama H.A Mukti Ali dimana ia mengajukan pertanyaan dan mohon penjelasan secukupnya mengenai beberapa hal diantaranya tentang keturunan Rasulullah saw.

    Oleh Menteri Agama diserahkan kepada Prof. Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) untuk menjawabnya melalui Panji Masyarakat, dengan pertimbangan agar masalahnya dapat diketahui umum dan manfaatnya lebih merata. Jawaban HAMKA atas pertanyaan diatas sebagai berikut :

    Yang pertama sekali hendaklah kita ketahui bahwa Nabi saw tidak meninggalkan anak laki-laki. Anaknya yang laki-laki yaitu Qasim, Thaher, Thayib dan Ibrahim meninggal di waktu kecil belaka. Sebagai seorang manusia yang berperasaan halus, beliau ingin mendapat anak laki-laki yang akan menyambung keturunan (nasab) beliau. Beliau hanya mempunyai anak-anak perempuan, yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulsum dan Fathimah. Zainab memberinya seorang cucu perempuan. Itupun meninggal dalam sarat menyusu. Ruqayyah dan Ummu Kulsum mati muda. Keduanya isteri Usman bin Affan, meninggal Ruqayyah berganti Ummu Kulsum (ganti tikar). Ketiga anak perempuan inipun meninggal dahulu dari beliau.

    Hanya Fathimah yang meninggal kemudian dari beliau dan hanya dia pula yang memberi beliau cucu laki-laki. Suami Fathimah adalah Ali Bin Abi Thalib. Abu Thalib adalah abang dari ayah Nabi dan yang mengasuh Nabi sejak usia 8 tahun. Cucu laki-laki itu ialah Hasan dan Husain. Maka dapatlah kita merasakan, Nabi sebagai seorang manusia mengharap anak-anak Fathimah inilah yang akan menyambung turunannya. Sebab itu sangatlah kasih sayang dan cinta beliau kepada cucu-cucu ini. Pernah beliau sedang ruku’ si cucu masuk ke dalam kedua celah kakinya. Pernah sedang beliau sujud si cucu berkuda ke atas punggungnya. Pernah sedang beliau khutbah, si cucu duduk ke tingkat pertama tangga mimbar.

    Al-Tarmidzi merawaikan dari Usamah Bin Zaid bahwa dia (Usamah) pernah melihat Hasan dan Husain berpeluk di atas ke dua belah paha beliau. Lalu beliau saw berkata, ‘Kedua anak ini adalah anakku, anak dari anak perempuanku. Ya Tuhan aku sayang kepada keduanya’.

    Dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Abi Bakrah bahwa Nabi saw pernah pula berkata tentang Hasan, ‘Anakku ini adalah Sayyid (tuan), moga-moga Allah akan mendamaikan tersebab dia diantara dua golongan kaum muslimin yang berselisih’.

    Nubuwat beliau saw itu tepat. Karena pada tahun 60 hijriyah Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah, karena tidak suka melihat darah kaum muslimin tertumpah. Sehingga tahun 60 itu dinamai ‘Tahun Persatuan’. Pernah pula beliau berkata, ‘Kedua anakku ini adalah Sayyid (tuan) dari pemuda-pemuda di syurga kelak’.

    Barangkali ada yang bertanya : ‘Kalau begitu jelas bahwa Hasan dan Husein itu cucunya, mengapa dikatakannya anaknya?. Ini adalah pemakaian bahasa pada orang Arab, atau bangsa-bangsa Semit. Di dalam alquran surat ke-12 (Yusuf) ayat 6 disebutkan bahwa nabi Ya’kub mengharap moga-moga Allah menyempurnakan ni’mat-Nya kepada puteranya Yusuf, sebagaimana telah disempurnakan-Nya ni’mat itu kepada kedua bapamu sebelumnya, yaitu Ibrahim dan Ishak. Padahal uang bapak atau ayah dari Yusuf adalah Ya’kub. Ishak adalah neneknya dan Ibrahim adalah nenek ayahnya. Di ayat 28 Yusuf berkata, ‘Bapak-bapakku Ibrahim dan Ishak dan Ya’kub’. Artinya nenek-nenek moyang disebut bapak, dan cucu cicit disebut anak-anak. Menghormati keinginan Nabi yang demikian, maka seluruh ummat Muhammad menghormati mereka. Tidakpun beliau anjurkan, namun kaum Quraisy umumnya dan Bani Hasyim dan keturunan Hasan dan Husain mendapat kehormatan istimewanya di hati kaum muslimin.

    Bagi ahlus sunnah hormat dan penghargaan itu biasa saja. Keturunan Hasan dan Husain dipanggilkan orang Sayyid kalau untuk banyak Sadat. Sebab Nabi mengatakan ‘Kedua anakku ini menjadi Sayyid (tuan) dari pemuda-pemuda di syurga’. Di setengah negeri di sebut Syarif, yang berarti orang mulia atau orang berbangsa, kalau banyak Asyraf. Yang hormat berlebih-lebihan, sampai mengatakan keturunan Hasan dan Husain itu tidak pernah berdosa, dan kalau berbuat dosa segera diampuni Allah adalah ajaran (dari suatu aliran-penulis) kaum Syi’ah yang berlebih-lebihan.

    Apatah lagi di dalam alquran, surat ke-33 ‘al-Ahzab’, ayat 30, Tuhan memperingatkan kepada isteri-isteri Nabi bahwa kalau mereka berbuat jahat, dosanya lipat ganda dari dosa orang kebanyakan. Kalau begitu peringatan Tuhan kepada isteri-isteri Nabi, niscaya demikian pula kepada mereka yang dianggap keturunannya.

    Menjawab pertanyaan tentang benarkah Habib Ali Kwitang dan Habib Tanggul keturunan Rasulullah saw? Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan-keturunan Hasan dan Husain itu datang ke tanah air kita ini. Sejak dari semenanjung Tanah Melayu, Kepulauan Indonesia dan Filipina. Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam di seluruh Nusantara ini. Penyebar Islam dan pembangun kerajaan banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah yang diperanakkan di Aceh. Syarif kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke Mindanau dan Sulu. Sesudah pupus keturunan laki-laki dari Iskandar Muda Mahkota Alam pernah bangsa Sayid dari keluarga Jamalullail jadi raja di Aceh. Negeri Pontianak pernah diperintah bangsa sayid al-Qadri. Siak oleh keluarga bangsa sayid Bin Syahab. Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa sayid Jamalullail. Yang Dipertuan Agung III Malaysia Sayid Putera adalah raja Perlis. Gubernur Serawak yang sekarang ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang ialah dari keluarga Alaydrus. Kedudukan mereka di negeri ini yang turun temurun menyebabkan mereka telah menjadi anak negeri di mana mereka berdiam. Kebanyakan mereka jadi ulama. Mereka datang dari hadramaut dari keturunan Isa al-Muhajir dan al-Faqih al-Muqaddam. Mereka datang kemari dari berbagai keluarga. Yang kita banyak kenal ialah keluarga Alatas, Assaqaf, Alkaf, Bafaqih, Alaydrus, Bin Syekh Abubakar, Al-Habsyi, Al-Haddad, Bin Smith, Bin Syahab, Al-Qadri, Jamalullail, Assiry, Al-aidid, Al-jufri, Albar, Al-Mussawa, Gathmir, Bin Aqil, Al-Hadi, Basyaiban, Ba’abud, Al-Zahir, Bin Yahya dan lain-lain. Yang menurut keterangan almarhum Sayid Muhammad bin Abdurrahman Bin Syahab telah berkembang jadi 199 keluarga besar. Semuanya adalah dari Ubaidillah bin Ahmad bin Isa al-Muhajir. Ahmad bin Isa al-Muhajir Illallah inilah yang berpindah dari Basrah ke Hadramaut. Lanjutan silsilahnya ialah Ahmad bin Isa al-Muhajir bin Muhammad al-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Ja’far al-Shaddiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain al-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib. As-Sibthi artinya cucu, karena Husain adalah anak dari Fathimah binti Rasulullah saw. Sungguhpun yang terbanyak adalah keturunan Husain dari Hadramaut itu, ada juga yang keturunan Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan syarif-syarif Mekkah Abi Numay, tetapi tidak sebanyak dari Hadramaut. Selain dipanggilkan Tuan Sayyid, mereka dipanggil juga HABIB, di Jakarta dipanggilkan WAN. Di Serawak dan Sabah disebut Tuanku. Di Pariaman (Sumatera Barat) disebut SIDI. Mereka telah tersebar di seluruh dunia. Di negeri-negeri besar seperti Mesir, Baghdad, Syam dan lain-lain mereka adakah NAQIB, yaitu yang bertugas mencatat dan mendaftarkan keturunan-keturunan itu. Di saat sekarang umumnya telah mencapai 36-37-38 silsilah sampai kepada sayidina Ali dan Fathimah.

    Dalam pergolakan aliran lama dan aliran baru di Indonesia, pihak al-Irsyad yang menantang dominasi kaum Ba’alawi menganjurkan agar yang bukan keturunan Hasan dan Husain memakai juga title sayid di muka namanya. Gerakan ini sampai menjadi panas. Tetapi setelah keturunan Arab Indonesia bersatu, tidak pilih keturunan Alawy atau bukan, dengan pimpinan AR Baswedan, mereka anjurkan menghilangkan perselisihan dan masing-masing memanggil temannya dengan ‘al-Akh’, artinya saudara.

    Maka baik Habib Tanggul di jawa Timur dan almarhum Habib Ali di Kwitang Jakarta, memanglah mereka keturunan dari Ahmad bin Isa al-Muhajir yang berpindah dari Basrah ke Hadramaut itu, dan Ahmad bin Isa tersebut adalah cucu tingkat ke-6 dari cucu rasulullah Husain bin Ali bin Abi Thalib itu. Kepada keturunan-keturunan itu semua kita berlaku hormat dan cinta, yaitu hormat dan cintanya orang Islam yang cerdas, yang tahu harga diri. Sehingga tidak diperbodoh oleh orang-orang yang menyalahgunakan keturunannya itu. Dan mengingat juga akan sabda Rasulullah saw, ‘Janganlah sampai orang lain datang kepadaku dengan amalnya, sedang kamu datang kepadaku dengan membawa nasab dan keturunan kamu’. Dan pesan beliau pula kepada puteri kesayangannya, Fathimah al-Batul, ibu dari cucu-cucu itu, ‘Hai Fathimah binti Muhammad, beramallah kesayanganku. Tidaklah dapat aku, ayahmu menolongmu di hadapan Allah sedikitpun’. Dan pernah beliau bersabda, ‘Walaupun anak kandungku sendiri fathimah, jika dia mencuri aku potong juga tangannya.’

    Sebab itu kita ulangilah seruan dari salah seorang ulama besar Alawy yang telah wafat di Jakarta ini, yaitu sayid Muhammad bin Abdurrahman Bin Syahab, agar generasi-generasi yang datang kemudian dari turunan Alawy memegang teguh agama Islam, menjaga pusaka nenek-moyang, jangan sampai tenggelam ke dalam peradaban Barat. Seruan beliau itupun akan tetap memelihara kecintaan dan hormat ummat Muhammad kepada mereka.

    Panji Masyarakat No. 169/Tahun ke XVII, 15 Februari 1975 (4 Shafar 1395 H) hal 37-38.

    Reply

    • Maher Al mahdy
      Feb 16, 2011 @ 14:53:44

      ana mw tanya kalo ada golongan dr sayyid buka diskotik ,klub malam + dia sendiri pemium arak apa masih disucikan ??????? ,ada teman ana alhaddad dr israeil agamanya kristian apa dia termasuk golongan habaib ???? apa ada habib kriten

      Reply

      • fahad
        Mar 21, 2011 @ 19:36:25

        🙂 ana mau tany balik sama nt ada engga dari bangsa arab yg kristen khususnya di indonesia ? dan ana minta silsilah temen nt yg bermarga alhaddad yang nt klaim hababib.. nt tau penyanyi Diana Haddad ? ternyata bukan Al Haddad tetapi Haddad.. 🙂

  40. fahad
    Apr 26, 2009 @ 17:21:14

    Istilah AHLUL BAIT berasal dari firman Allah swt sebagaimana termaktub di dalam Al-Quran- Karim Surah Al-Ahzab:33 yang berbunyi:
    إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَالْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً
    “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
    QS Al-Ahzab 3:33

    Dalam artikata biasa “ahlul-bait” bermakna “keluarga” atau “anggota rumahtangga. Akan tetapi dalam kaitanya dengan makna ayat tersebut, para ahli tafsir berbeza pendapat. Muhammad Jawad Maghniyyah dalam kitabnya yang berjudul “Al-Husain Wal-Quran” halaman 18-19 menerangkan, bahawa menurut riwayat ‘Ikrimah dan Az-Zayyad ayat tersebut ditujukan khusus kepada para isteri Rasulullah saw kerana penafsiran ayat tersebut dikaitkan dengan ayat sebelumnya, iaitu yang berkenaan dengan para isteri beliau saw. Akan tetapi sebagian besar para ahli tafsir berpegang pada riwayat Abu Sa’id Al-Khudhariy yang mengatakan bahawa Rasulullah saw pernah menegaskan: ” Ayat itu turun untuk lima orang iaitu aku sendiri,’Ali, Fatimah, Al-Hassan dan Al-Husein. Bedasarkan penegasan beliau itu maka yang dimaksudkan dengan istilah “Ahlul Bait” bukan lain adalah lima anggota keluarga Rasulullah saw.

    At-Tirmudziy mengetengahkan sebuah Hadis yang dibenarkan oleh Jarir, Ibnul-Mundzir, Al-Hakim, Ibnu Mardawih dan Al Baihaqiy, iaitu sebuah Hadis yang berasal dari isteri Rasulullah saw, Ummu Salamah. Ummu Salamah ra mengatakan: ” Di rumahku turun ayat “innamaa yuridullahu…’ (yakni ayat 33 Surah Al-Ahzab tersebut di atas) dan ketika itu di rumahku terdapat Fatimah, Al-Hasan dan Al-Husein. Rasulullah saw kemudian menutupi mereka dengan kain yang dipakainya sambil berkata: Mereka inilah ahli-baitku. Allah telah menghapuskan noda dan kotoran dari mereka dan telah mensucikan mereka”. Hadis ini terkenal denagn nama “Haditsul-Kisa”.

    Kedudukan khussus para anggota Ahlul bait itu diperkukuh oleh kesaksian Ibnu ‘Abbas ra yang mengatakan: “Aku menyaksikan sendiri selama sembilan bulan Rasulullah saw secara terus menerus menghampiri tempat kediaman ‘Ali b Abi Talib setiap beliau hendak bersembahyang di masjid. Beliau selalu mengatakan: Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabaarakaatu. Sungguhlah Allah hendak menghapuskan noda dari para ahlul bait dan benar-benar hendak mensucikan kalian. Marilah bersembahyang, semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada kalian”. Tidak diragukan lagi ucapan Rasulullah saw itu ditujukann kepada ‘Ali bin Abi Talib, Sitti Fatimah Az-Zahra dan kepada dua orang cucu beliau saw iaitu Al-Hassan dan Al-Hussain – radhiyallahu ‘anhum.

    Kesaksian Inbu Abbas ra itu diperkuat oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Mardawih berdasarkan kesaksian Abul-Hamra yang yang mengatakan sebagai berikut: “Selama delapan bulan di madinah aku menyaksikan, tiap kali Rasulullah saw keluar hendak menuaikan shalat di masjid, beliau selalu menghampiri ‘Ali bin Abi Talib dirumahnya. sambil berpegang pada pintunya beliau saw berucap: Marilah bersembahyang, sungguhlah bahawa Allah hendak menghapuskan kotoran dari kalian, hai ahlul-bait dan Dia benar-benar hendak mensucikan kalian”

    Sebuah hadis yang berasal dari Abu Hurairah ra diriwayatkan oleh Al-Hakim, Abu Ya’la, Abu Nu’aim dan Ad-Dailamiy bawasanya Rasulullah saw pernah bersabda:-

    “Yang terbaik di antara kalian ialah yang terbaik perlakuannya terhadap ahlulbaitku setelah aku kembali ke hariban Allah.”

    Demikian juga At-Thabraniy dalam kitabnya yang berjudul “Al-Kabir”; kedua-duanya meriwayatkan sebuah hadits berasal dari Abu Sa’id Al-Khudhariy ra yang mengatakan, bahawa Rasulullah saw bersabda sebagai berikut:-

    “Sesungguhnya bahawa bagi Allah ada tiga hurumat – yakni tiga perkara yang tidak boleh dilanggar – barangsiapa menjaga baik-baik tiga perkara tersebut, niscaya Allah akan menjaga urusan agamanya (akhiratnya) dan urusan dunianya.

    Barangsiapa yang tidak menjaga baik-baik tiga perkara tersebut maka tidak ada suatu apa pun baginya yang mendapat perlindungan Allah. Tiga hurumat itu ialah: Hurumat Islam (yakni kewajiban terhadap ahlulbait atau keluarga beliau saw.”

    Imam Muslim di dalam “Shahih” nya Bab “Fadha’il Ahlul Bait”, mengatakan bahawa ayat 33 Surah Al-Ahzab ditujukan kepada Muhammad Rasulullah saw, ‘Ali b Abi Talib, Siti Fatimah dan dua puteranya iaitu Al-Hassan dan Al-Husin – radhiyallahu ‘ anhum. Demikian pula yang dikatakan oleh Imam Ahmad b hambal. Penegasan seperti itu dapat kita temukan juga dalam berbagai kitab, antara lain: ” Mustadrakus-Shahihain”,Ad-Dur Al-Mantsur” tulisan As-Sayuthiy”,Kanzul – Ummal”, “Sunah At- Tirmudziy”, Tafsir At-Thabraniy”, “Khasha’ish an-Nasaiy”, “Tarikh Baghdad”, “Al-Isti’ab”, Ar-Riyadh an-Nadh-rah, “Musanad Abi Dawud”, “Asad Al-Ghabah” dan lain-lain.

    Penulis Tafsir “Al-Manar”, Syeikh Muhammad ‘Abduh, dalam menafsir ayat 84 Surah Al-An’am, antara lain mengatakan, bahawanya Rasulullah saw pernah bersabda:

    “Semua anak Adam bernasab kepada orangtua lelaki (ayah mereka), kecuali anak-anak fatimah. Akulah ayah mereka dan akulah yang menurunkan mereka”.

    Dari hadis tersebut jelaslah, bahawa putera-puteri Sitti Fatimah ra semuanya adalah anggota-anggota ahlulbait rasulullah saw. Hal itu lebih ditegaskan lagi oleh sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhariy dalam kitab “Al-Ahkam”, hadis yang menerangkan bahawa Rasulullah saw sambil menunjuk kepada dua orang cucunya, Al- hasan dan Al-Husin – radhiyallahu ‘anhuma, menyatakan:

    “Dua orang puteraku ini adalah Imam-Imam, baik di saat mereka sedang duduk atau pun sedang berdiri”.

    Dengan keterangan-keterangan tersebut di atas semuanya, kiranya jelaslah sudah, bahwa yang dimaksud dengan istilah “ahlul-bait” dalam ayat 33 Surah Al-Ahzab ialah: Imam ‘Ali b Abi Talib ra, isteri beliau Siti fatimah ra puteri bungsu Rasulullah saw, Al-hasan dan Al-Husin radhiyallahu ‘anhuma. Penafsir dan definasi (tarif) tersebut sepenuhnya didasarkan pada ucapan-ucapan Rasululallah saw sendiri, sebagaimana yang di riwayatkan oleh hadi-hadis Shahih. Dengan perkataan lain yang lebih tegas ialah: Rasulullah saw sendirilah yang menafsirkan ayat 33 Surah Al-Ahzab. Sedangkan beliau saw adalah seoarng Nabi dan Rasul yang oleh Allah swt dinyatakan dalam Al-Quran ul-Karim:

    “Sahabat kalian (yakni Muhammad Rasulullah saw) tidak sesat dan tidak keliru. Ia tidak mengucapkan sesuatu menurut hawa nafsunya. Apa yang diucapkannya adalah wahyu yang di wahyukan Allah kepadanya”. (S.An-Najm: 2-4)

    Rujukan :Keutamaan Keluarga Rasulullah saw Oleh K.H. Abdullah bin Nuh

    Reply

  41. aliyya
    Apr 29, 2009 @ 21:53:04

    istilah Qabili / Qabail / Qabayl pemegang senjata dalam artian Golongan pemerintahan yang dalam hal ini adalah raja-raja penguasa atau kesultanan. Selain itu bukan Qabili. Setahuku Qabili ini adalah al-Kathiri yg dalam hal ini mewakili Bani Kindah dan al-Quwayti/al-Yafi’i di Shibam mewakili Bani Himyar.

    Mengenai Bani Alawi mereka sejak dulu adalah Ulama yang dalam strata sosial hadhramat sebagai golongan Ulama/ahli Fiqh/Imam/Qodhi/Syaikhul Islam/pemberi Fatwa dsb. mereka keturunan Rasul SAW Sekalipun selain mereka ada juga yang seperti itu seperti Bafdhl/al-Amudi (memang dari Abubakar, yg membantah Goblog), ada juga Bajamal, Ba abbad, an-Nahd, at-Tamimi dll.

    Reply

  42. muhammad
    May 08, 2009 @ 10:08:17

    ana mau tanya nih asal usul bin askar dari mana?soalnya namanya unik banget

    Reply

  43. husein
    May 12, 2009 @ 13:04:50

    assalamualaikum….(n_n)
    alafu sebelumnya ana ini hadromi juga dan fam ana ini bafared…
    kok slama ana bca blok anda kok ana gag nememuin fam atau marga bafared.. tolong di jelaskan yach trus awal mula dan sisilahx bagaimana serta masuk dalam bagian mana….?

    Reply

  44. jehan
    May 30, 2009 @ 10:38:06

    salam,

    maaf tumpang bertanya…bagaiman cara nya untuk saya berhubung dengan ” baktal ” di sana yer….mau mencari saudara mara saya sekiranya ada…TQ

    Reply

  45. faisal
    Jun 22, 2009 @ 15:00:35

    klo bafadhal dr mana ya awalnya?

    Reply

  46. Fachry Bajideh
    Jul 02, 2009 @ 02:29:22

    assalamualakum..

    pertama2 saya ucapkan salam kenal..

    ada permitaan tolong dari saya..bila saudari nmau membantu saya ucpkan terima kasih,..

    disini saya maw minta tolong untuk dicarikan informasi tentang fam/marga Badjideh.karena saya tidak dapat menemukan informasi tersebut..disetiap info tentang marga arab,saya tidak pernah mendapati adanya marga Badjideh..

    sekian ,

    Terima kasih.

    Mohon Bantuannya.

    kirim ke e-mail ataw facebook saya

    Reply

  47. Fachry Bajideh
    Jul 02, 2009 @ 02:30:45

    wassalam

    Reply

  48. Rizal
    Jul 20, 2009 @ 23:16:37

    Assalamu’Alaik

    Salam kenal saya ucapkan..

    saya mau tanya Fam/Marga Seb’bie penulisan dalam Huruf arabnya sbb : (Shiin,baa,ain).
    Mohon keterangannya lebih jelas,apakah ada persamaannya dengan Fam/Marga Bin Tebe, Sabbah. atau salah dalam penulisan??
    Mohon penjelasannya jika saudara mengetahuinya, Terima Kasih.

    Kirim ke e-mail atau facebook saya

    Reply

  49. farish
    Jul 27, 2009 @ 06:12:46

    Tolong Carikan hikayat tentang marga bu’jafar
    terima kasih

    Reply

  50. Ali
    Sep 17, 2009 @ 16:42:22

    Assalam’mualaikum wr wb..

    Saya minta tolong di carikan silsilah Al-Jaidi dan Sa’ari.

    Tolong dikirimkan ke email saya.

    Terima Kasih.

    Reply

  51. Bidin Yatsrib
    Sep 22, 2009 @ 13:19:20

    Assalammualaikum…

    Salam kenal bt antum semua’y
    afwan s’blm’y ane mau tanya pd antum smua’y brg kl antum bs/dpt membantu Fam/Marga ane sblm’y ane ucapkan terima kasih yg sebesar2’y,Fam/Marga ane Al Bin YATSRIB itu dari mane??..njit ane dari hadramaut lahir dikhuroidah,yang ane tanyaken disini antum smua fam ane itu termasuk golongan mane ko ane liat diatas ko gk ada?mohon dibantu tentang marga ane wan,tolong dikirimkan lewat email ane.
    sukron..

    Reply

    • Bidin Yatsrib
      Mar 28, 2010 @ 07:57:24

      Assalam’mualaikum wr wb..

      Afwan jammaah ane minta tolong di carikan mengenai silsilah nJit ane aL-Yatsrib yg ane tanyain disini apa ada marga YATSRIB …

      Tolong dikirimkan ke email ane.

      Terima Kasih.

      Reply

  52. muhammad BSA
    Sep 23, 2009 @ 19:42:54

    ana Muhammad bin mustofa bin syech abu bakar
    antum semua jangan bingung dengan marga ente liat aja dijakarta disana ada silsilah lengkap dimana tiap jamaah yang punya anak lapor untuk mengisi silsilah dijakarta antum cari tau di sohib2 mungkin ada yang tau.
    sukron

    Reply

  53. ratu belqis
    Sep 30, 2009 @ 09:26:42

    maappp….
    mungkin ana jarang sekali komentar di topik ini
    karena ana sendiri juga keturunan campuran arab-jawa yg sedang bingung dengan silsilah dan riwayat keluarga…
    harapan menulis d sini juga untuk menggali informasi sebyak2nya ttg komunitas itu
    trimakasih byk
    n maafkan kalo ana bikin slah…^^

    Reply

  54. salim
    Oct 19, 2009 @ 19:40:39

    ada yang tau fam rosyidi g…?jelasin dong silsilahnya

    Reply

  55. Ahmad Isa Baadilla
    Dec 08, 2009 @ 10:37:00

    Assalammualaikum…
    Ana Ahmad Isa Baadilla , Baadilla termasuk golongan mana ? ada yang bilang baadilla berasal dari desa Inatz di hadramaut mohon penjelasan

    Reply

  56. Rusdi Ahmad Almuhaddam
    Dec 09, 2009 @ 13:56:24

    Terima kasih sebelumnya, ana mau minta tolong kepada pengasuh rubrik ini apakah fam/marga Almuhaddam atau almuqaddam berasal dari Hadramaut, selaian kelurga kami di Palembang apakah di Indonesia ada juga yg mempunyai fam/marga yg sama di Indonesia
    Syukron kasir.

    Reply

  57. Joktan
    Dec 12, 2009 @ 15:51:06

    Sedikit mengoreksi aliyya, al kathiri bukan dari bani kindah tetapi dari bani hamdan.
    Untuk ali, jaidi juga dikatakan dari bani hamdan. namun demikian jaidi berbeda dengan kathiri, walaupun moyang mereka sama. Untuk sa’ari mungkin yang dimaksud adalah bani sanfari al hamdani, ini merupakan nama lain keluarga al kathiri yang juga keturunan bani hamdan.

    Reply

  58. Ali
    Dec 16, 2009 @ 13:00:34

    Yang ana tau dari Njid ana,suku Al-Jaidi adalah Qabilah besar yang berasal dari Bani Murrah bukan dari Bani Hamdan. Suku Al-Jaidi berasal dari daerah Wadi Amd dekat Huraidah di Hadramaut,klan-klan suku Al-Jaidi adalah bin Syamlan ada 2 yang satu Al-Jaidi yang satu lagi dari suku Attamimi,bin Ammar,bin Maretan,bin Mudhar,bin Hilabi,bin Halabi,bin Jessar,bin Angelan,bin Khemed,bin Abu Ghasim,bin Umar,bin Hamad bin Ali dll.

    Reply

  59. Rusdi Hamid
    Dec 17, 2009 @ 14:12:24

    Ass. Wr. Wb.

    Salam kenal ana Rusdi Hamid di Palembang, ana mau tanya :

    1. Mengapa Fam/Marga Al Muhaddam tidak dimasukkan/termasuk didalam fam/marga Arab yang antum muat seperti tersebu diatas, padahal kata Enjid ana beliau dari darah Sybam Hadramout Selan ?
    2. Selain di Palembang fam/marga dimaksud ada dimana lagi di daerah Indonesia ?

    Harapan ana hanya dapat menjalin silaturrahim yang selama ini terputus, atas jawaban atau bantuan antum ana ucapkan Syukron Katsir, mudah mudahan semua kebaikan antum diganjar sebagai amaln yg baik disisi Allah amin.

    Wassalam

    Reply

  60. fahmi
    Dec 27, 2009 @ 10:07:36

    http://ahlulbaitbawazir.blogspot.com/ ana punya buku bahasa arab tentang gabail kindah, gabail alkhatiri, gabail himyar.

    Reply

  61. Amy
    Jan 05, 2010 @ 22:06:55

    assalammu’alaikum
    ana Hasan bin musa bin ali bin syech basyarahil.
    tolong bantuan dari semua yang tahu tentang silsilah marga BASYARAHIL yang sampai ke Indonesia.
    Syukron.

    Reply

  62. AL-KATSIRY
    Jan 22, 2010 @ 21:36:32

    ana mau tanya apakah benar kalo al-yafi termasuk bani israil.dan apa saja marga mereka
    ———————

    Bani Al-Yafi bukan Yahudi juga bukan Arab. Mereka Keurunan Orang orang Ehiopia yang pindah ke Yaman pada masa Raja Ehiopia Abrahah al-Yafi’i yang mencoba menghancurkan kaabah. Sekarang banyak di Shibam.Keluarga yang terkenal dari lkalangan mereka adalah Quwayti.

    Reply

  63. AL-KATSIRY
    Jan 22, 2010 @ 21:51:51

    SEKILAS INFO:

    YAFI’I KEBANYAKAN WAHABI. INGGRIS MASUK KE YAMAN JUGA KARENA UNDANGAN YAFI’I INI. MEREKA BERANI MELAWAN KATHIRI DENGAN CARA MENGEROYOK. SEJAK DULU BANI HIMYAR KEOK MELAWAN BANI HAMDAAN. HIDUP BANI HAMDAAN..!!! DAN RASULULLAH SAW BERKATA “KESELAMAAN BAGI BANI HAMDAAN.. KESELAMAAN BAGI BANI HAMDAAN.. KESELAMAAN BAGI BANI HAMDAAN..

    Reply

  64. Faith Amar
    Feb 05, 2010 @ 02:36:53

    Ana Amar,,,
    kenapa g masuk????
    marga Amar nie paling bayak di Kota Bondowoso,,,,
    masak g ada yg tau ama nie marga????

    Reply

  65. ali
    Feb 07, 2010 @ 01:13:48

    keluarga baqasyir tidak disebut keluarga bawazir bukan dari alawiyyin tapi keturunan paman rasul sayyidina abbas baqasyir pula kelturunan alawiyin tapi bukan dari imam hasan atau hussein tetapi melalui muhammad al-hanafiyya ibn imam ali

    Reply

  66. iib
    Feb 14, 2010 @ 14:27:27

    ternyata ada lg org hdromi di fst ua heeeheee
    ala kulli dzrryti rsul alfu2 mbarok

    Reply

  67. zaed attamimi
    Mar 25, 2010 @ 22:37:56

    kenapa di daftar2 fam2 hadramaut gak ada fam musa’ad..padahal musaad adalah asli hadramaut yg artinya penolong,,,bersumber dari sejarah muhammad ketika di penjarakan kemudia muncul seorang pria dengan membawa makanan di kepalanya guna di berikan kepada muhammad lalu muhammad menjulukinya dengan musa.ad

    itu perlu di lengkapi dulu,,,al-abudi juga gak ada tuh

    Reply

  68. Ali A-jaidi
    Apr 04, 2010 @ 13:10:28

    Yang ana tau kalau fam baqasyir itu dari Bani Tamim atau klan dari At-tamimi,seperti bin syamlan,yamani,bin qurus,bin usman,bin syaiban dll

    Reply

    • Bagushair
      Jul 14, 2013 @ 13:22:40

      Baqushair keturunan al faqih sayyed al jalil muhammad bin abdul wahab bin abi qushair abdullah bin ahmad bin masbah bin aqil bin jaafar bin hashem bin ali bin ahmad bin yahya bin tahir bin alhassan bin talib bin haidar bin hashim bin al ashtar bin alhassan bin jaafar az zaki bin alhussein bin zaid altawweel bin jaafar athalith bin abdullah bin jaafar almabjali bin abdullah bin jaafar alraees bin muhammad alhanafiyyah bin imam ali bin abi talib alhashimi.

      Reply

  69. dalvano
    Apr 17, 2010 @ 10:31:04

    bisa gak mendapatkan silsilah dari keturunan bahasuan

    Reply

  70. robby
    May 13, 2010 @ 10:48:02

    Silsilah bahasuan mau dong,, krim ke email saya ya, tks

    Reply

  71. nasar suweileh
    May 15, 2010 @ 16:52:17

    gimana klu dg fam / marga brikut : suweileh, bin smeer, bakrisok. apakah ini termaksud fam arab tau bukan
    tlg jwbannya supaya tau….???

    Reply

  72. Harun Ishaq
    Jun 15, 2010 @ 21:43:16

    margaku bin Ishaq , barusan ketemu web site sejarah bin Ishaq dari Hadramaut.
    http://alas7ag.jeeran.com/

    Reply

  73. Amel
    Jun 19, 2010 @ 22:46:41

    Aslkm. ana mau tanya tentang sejarah kerajaan Hadramaut… khususnya tntang rajanya yg bermarga Al-Katiri.. Syukron atas jwabanx Wassalam..

    Reply

  74. lutfhi ali alkatiri
    Jul 11, 2010 @ 08:42:51

    ass.. nama ane lutfhi. Setahun lalu keluarga ana kedatangn tamu dr yaman. Untuk mencari silsilah keluarga yg hilang. Alhamdulillah ketemu di Banjarmasin. Setelah berdiskusi panjang mengenai silsilah farm al katiri d banjarmasin d tambahkan syanfari. Apa ada sejarahnya ya penambahan itu?

    Reply

  75. lutfhi
    Jul 12, 2010 @ 14:49:01

    Ass… boleh bertanya, sodara ana yang ada d yaman memberitahukan ana farm al katiri ada yang menggunakan syanfari/sanfari menjadi sanfari al katiri. mohon penjelasan jika ada yang mengetahuinya…

    Reply

  76. Amir Blekok
    Jul 23, 2010 @ 16:16:08

    Marga Blekok ikut mana yah,,, udah ributin marga arab mulu, pulang kampung aja semua ke arab, jangan cari makan di indonesia.
    Semoga Allah memberi balasan berlipat ganda bagi para da’i serta ulama , dan mengganjar setiap orang yang mengaku dari turunan Rosulullah tetapi fasik,munafik dan mungkar akan sunnahnya (seperti kaga punya jenggot) dengan ganjaran berlipat-lipat ganda dari orang biasa.

    Reply

  77. agus tianur ba'ashen
    Jul 29, 2010 @ 18:29:57

    ass..ada yang tau mengenai sejarah atau silsilah fam/marga ba’asyin atua ba’ashen, keberadaannya dimana saja di Indonesia ..terima kasih atas segalan informasinya..wss

    Reply

  78. abubakar
    Aug 05, 2010 @ 14:04:11

    kl marga bin smeer ko ga ada juga .keturunan dari siapa ……??? pecahan dari mana ?
    jwb ke imail saya (hilal_grs@yahoo.co.id)

    Reply

  79. Muhammad Ali Bamasri
    Aug 13, 2010 @ 23:50:32

    tolong dong ada yang tahu silsilah dan robitoh BAMASRI secara detail dan akurat ga…

    Reply

  80. abdul kadir
    Aug 20, 2010 @ 05:18:18

    Doman ??

    Reply

  81. abdul kadir
    Aug 20, 2010 @ 05:19:08

    Daman???

    Reply

  82. HAJI AHMED YASEN
    Sep 10, 2010 @ 14:37:52

    ———————–
    AL AMRI GROUP
    ———————–

    ALKISAH DIJAMAN DAHULU KALA DINEGRI YAMAN, HIDUPLAH SEORANG ANAK MUDA YANG GANTENG BERNAMA AL-AMRI. KARENA KEDINGINAN DITENGAH MALAM IA MEN NDUT ISTRINYA. MAKA LAHIRLAH:

    1.BIN IBRAHIM 2.BIN DJAFAR 3.BIN KALILE
    4.BIN HATAB 5.BIN HAMIS 6.BIN KASBUBA
    7.BIN TUBE 8.ABDUL BAQI. 9.BIN ANUS

    DARI ANAK BIN IBRAHIM
    bin mikruf
    bin kartam

    DARI ANAK EREDE BIN ABDUL BAQI
    bin said
    bin syar
    bin migbil
    bin majham

    DARI ANAK BIN HATAB
    bin sef
    bin mutrif
    bin hader
    bin kartim

    DARI ANAK BIN KARTIM BIN HATAB
    bin yaher
    bin aid
    bin glut
    bin gasim
    bin awad bin amir

    DARI ANAK BIN HAMIZ
    bin gurib
    bin weil
    bin adus

    DARI ANAK BIN KASBUBA
    bin salim
    bin said
    bin gahtan
    bin fizza
    bin on
    bin kibri

    SEKIANLAH KISAH SEJARAH INI. HANYA INI YG BISA ANA SUMBANGKAN BUAT ANAK2 AL-AMRI. KALO ADA NAMA YG KURANG USER FRIENDLY SEMACAM BIN ANUS, MAKA ENTE JANGAN SALAHKAN ANA, SEBAP OM WILEM KESPER BILANG “APALAH ARTI SEBUAH NAMA?” HEHEHE… 🙂

    Reply

  83. SI BONAR-BONAR
    Sep 10, 2010 @ 14:56:05

    Ada yang tau keturunan Nabi Palsu Musailimah & Aswad Al-Ansi dari Yamamah?? yang ane tau fam2 mereka semacam BIN CITCUIT, BIN PRIKITIW…. 🙂

    Reply

  84. SI BONAR-BONAR
    Sep 10, 2010 @ 15:11:51

    Buat Para Habib dan Masyaikh yang mau mengetahui leluhurnya lebih keatas lagi. Ini ada ulasan dari DR. Sayyid Haidar Hussain. Prophet Hud and Saleh (PBUT) in Qur’an and Bible.

    Donlot saja semuanya Ada 6 Part. Untk mengetahui lebih lanjut hubungi karkun jamaat tabligh yg lama tinggal di India.. hehehe
    Satu hal yang menakutkan dari ulasan DR.Syed adalah bahwa bukan hanya kata Ibrani (Hebrew), kata YAHUDI sendiri berasal dari nama nabi HUD.PBUH (EBER/HEBREW). YAA HUD…. YAA HUD….

    Astaghfirullah!!!! Pantas saja karakter Yahudi & Arab jahiliah sama saja suka membanggakan nenek nenek..

    Reply

  85. hamdan almarri
    Sep 20, 2010 @ 00:05:14

    ada keuntungan bangsa arab memiliki fam atau marga
    1.bisa mengenal saudara lebih dekat
    2.hubungan silaturahmi menjadi mudah

    kerugiana
    1.banyak fam yang sombong dan menganggap kalau famnya itu lebih berkuasa
    2.banyak kesalahpahaman antara fam dan orang-orang awam
    3.terjadi kecekcokan yang harusnya setiap fam bersatu malah mereka bermusuhan

    saya mau minta ke ttng silsilah almarri ,terima kasih

    Reply

  86. muhammad ubaydillah
    Sep 21, 2010 @ 12:30:24

    assalamualaikum wr.wb. ada yang tau g asal muasal BALASWAD, BAKHABAZI,BAHARMI, trus termasuk golongan yang mana,bisa tau rincian silsilahnya g? kirim ke email saya yah ( scorpions_8212@yahoo.co.id ). tolong yah sukron.

    Reply

  87. muhammad ubaydillah
    Sep 21, 2010 @ 12:31:30

    assalamualaikum wr.wb. ada yang tau g asal muasal BALASWAD, BAKHABAZI, BAHARMI, trus termasuk golongan yang mana,bisa tau rincian silsilahnya g? kirim ke email saya yah ( scorpions_8212@yahoo.co.id ). tolong yah sukron.

    Reply

  88. muchsin
    Sep 26, 2010 @ 21:29:52

    Ana kira yang memiliki blog ini bila sudah ada caci maki dan yang tidak sopan di delet aja.. dari pada bikin gak nyaman.
    syukron
    muchsin

    Reply

  89. robby
    Oct 10, 2010 @ 16:06:45

    assalamualaikum, saya mau bertanya kalau BAHASUAN itu asal muasalnya dari yaman atau kota mana di Yaman, dan diambil dari kata apa bahasuan itu dan siapa asal mula yang membawa ke indonesia.,..,.,.,.,.,.,.,.,.,tolong yaaaa kasi tahu aku jwbnya

    Reply

    • Bagushair
      Jul 14, 2013 @ 18:16:58

      Bahaswan itu asal dari keluarga yahudi di iraq dari keluarga ceshvan dan telah hijrah ke hadramaut dan memasuki islam

      Reply

  90. husen al amri
    Jan 05, 2011 @ 21:30:12

    tlonk donk,,
    j’lazin tntang silsilah fam al amri scra lngkap,
    n artixa al amri,,
    krna ana bngung blm tw jwaban x . . . .

    Reply

  91. chatim hadi bamu'min
    Feb 12, 2011 @ 00:07:50

    ada family gue bamu’min ngga? gue ngga kenal family gue,aba meninggal wkt gue msh kecil.gue anak hadi hasan bamu’min.kalo ada family gue krm ke email gue mia-maria@alansari.com.thank‘s

    Reply

  92. Evy Aryanti
    Feb 15, 2011 @ 13:19:16

    Assalamualaikum…klo Baharmi masuk golongan mana ya??boleh minta silsilahnya??syukron…:)..

    Reply

  93. dedy
    Mar 23, 2011 @ 08:50:20

    badubbah kow gk ada??????

    Reply

  94. Muhammad Hisyam Al-Rasyid
    May 14, 2011 @ 00:57:32

    Aku pengen tau lebih banyak tentang marga dari Al-rasyid dan beserta silsilah’y…
    cz,, aku nyari ko ga ketemu-ketemu yah… Apa emank masih ada kaitan’y dengan harun al-rasyid pada zaman ke khalifahan’y Harun Al-rasyid, mohon penjelasan’y…
    yg jelas Al-rasyid sampai Bin Adam marga utama.,,

    Reply

  95. Muhammad Hisyam Al-Rasyid
    May 14, 2011 @ 01:00:49

    Aku pengen tau lebih banyak tentang marga dari Al-rasyid dan beserta silsilah’y…
    cz,, aku nyari ko ga ketemu-ketemu yah… Apa emank masih ada kaitan’y dengan harun al-rasyid pada zaman ke khalifahan’y Harun Al-rasyid, mohon penjelasan’y…
    yg jelas Al-rasyid sampai Bin Adam marga utama.,,
    tolong dikirim ke email saya..
    alrazyid@gmail.com

    Reply

  96. Abdul Halim Alkhatsirii
    Jun 25, 2011 @ 12:04:55

    ada yang tau silsiah martak datang ke indonesia?
    dan alkatsiri ke indonesia?
    🙂

    Reply

  97. Fahmi
    Aug 13, 2011 @ 17:22:19

    Asalamualaikum
    Ane mau tanya nih Kl Hayaze itu masuk golongan yafi’i ato bukan? soalnya njid ana asli shibam, mohon penjelasanya, syukran Katsiran

    Reply

  98. haykal bafadhal
    Sep 22, 2011 @ 16:30:41

    salam kenal…

    Reply

  99. SULAIMAN ALDJAIDI
    Oct 28, 2011 @ 08:38:30

    Assalamu ‘alaikum Wr.Wb.
    Ana SULAIMAN bin Umar bin Salim bin Abdullah Aldjaidi. Kata orang tua ana, nahna berasal dari keturunan Jaidi bin Hamad bin Ali.
    Ana mau tanya…
    Sebenarnya dari keturunan Aldjaidi sendiri ada berapa suku dan asal mula warga Jaidi ini dulunya dari siapa dan dari mana? Terus terang ana belum paham. Mohon penjelasan. Afwan.
    Syukron,
    Jazakumullah khairal jaza…

    Reply

  100. Faisal
    Nov 15, 2011 @ 17:06:11

    Nih, ane sumbang buat Al-Amri Manise heheh.. Asal Nasab Al-Amri, buat yg kebawahnya silahkan ente cocokan dengan daftar silsilah ente yang ke atas, kalo ane sih sdah rampung dari kakek2 ane memeliharanya dengan baik..

    xxxxx bin xxxxx bin Hasyed bin Jashim bin Nawf bin Habraan bin Hamdaan bin Ausalah bin Malik bin Zaid bin Rab’iah bin Ausalah bin al-Khiyar bin Malik bin Zaid bin Kahlan bin Saba’ bin Yasjub bin Ya’rub bin Qohthan bin Hud bin Shalih bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh a.s.

    Ente mau lanjutkan ke nabi Adam a.s. silahkan saja. tinggal cocokan dengan silsilah Quraisy keatas Nuh dsb. Silsilah nyang begini mah tdk aneh di timur tengah sana, hanya kita saja disini yg bingung.

    Reply

  101. Faisal
    Nov 15, 2011 @ 17:23:27

    NUH A.S
    Sam bin Nuh/Shem ben Noah
    Arfakhsyad/Arphaxad
    Shalih/Shelach
    Hud [Aybar/eber]
    Qohthan/Joktan [Adik Falikh/Pelek]
    Ya’rub
    Yasjub
    Saba’
    Kahlan
    Zaid
    Malik
    al-Khiyar
    Ausalah
    Rab’iah
    Zaid
    Malik
    Ausalah
    Hamdaan [Bani Hamdaan]
    Habraan
    Nawf
    Jashim
    Hasyed [Kabilah Hasyed]
    xxxxx

    sambung sendiri ke bawah, ingat !!! jangan ngarang ya !!??

    Reply

  102. Faisal
    Nov 15, 2011 @ 17:30:51

    Namun sekalipun begitu, pakar2 nasab arab masih berselisih dengan Qohtan/Joktan ini. Mau tau??? tunggu tulisan ane lagi. Sabar yah.. hehehe..

    Reply

  103. joko
    Dec 26, 2011 @ 21:40:46

    orang araf memang gila nasab.. makan tu nasab !!!

    Reply

  104. Daniel Bontott Guantengg
    Jan 02, 2012 @ 02:37:19

    hemmmm………..

    Reply

  105. Daniel Bontott Guantengg
    Jan 02, 2012 @ 02:38:30

    assalamu’alaikum..

    Reply

  106. saifuddin
    Feb 14, 2012 @ 11:06:12

    Assalamu’alikum wr.wb

    Mohon infonya apakah marga al Ashgar termasuk ahlul bait ? dan bisa minta silsilahnya

    Reply

  107. Kucing Bersheba
    Mar 07, 2012 @ 08:00:04

    Ayo, siapa yg masih bingung mau tau induk kabilahnya, silahkan tanya ana disini…. sebut apa marga ente. Nanti ane beritahu. ente mau nyang mana, gabilah Tamim? Hasyim, atau apa? Adnan? Qohtan? mau nyang mana… silahkan… Ente pikir silsilah Arab ngarang ya..??? Semuanya tersimpan dengan asyiknya….

    “Apabila kalian telah menuntaskan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah sebagaimana kalian MENYEBUT-NYEBUT NENEK MOYANGMU atau bahkan berdzikir lebih banyak dari itu…,”(2:200).

    Reply

    • Syarif Usman Abubakar bin Zein Alkaf
      Oct 18, 2013 @ 16:16:59

      Jid ana bernama Zein Alkaf dan sudah meninggal diKubu Kalimantan tahun 1950, ana ingin menyambung nasab silsilah keatas, mungkin ada yang tahu dengan saudara dan leluhur dari Zein Alkaf ada dimana

      Reply

  108. dildaar80
    Apr 03, 2012 @ 09:57:49

    kalau marga aziz masuk mana?

    Reply

  109. R Herman Sukadiria
    Apr 24, 2012 @ 15:19:13

    1.Apakah klan Al Azmatkhan masuk klan dzuriyat Nabi Muhammad s a w tidak ? 2. Untuk saudara Joko jangan begitu ucapan anda, coba anda cari saja nasab anda sendir. Sebab yang masih mementingkan nasab di dunia ini selain Arab juga Cina. Coba saja cari nasab sendiri dari pada mengolok ngolok orang lain. Tidak baik.

    Reply

  110. qatn
    May 11, 2012 @ 00:52:23

    assalamualaikum……..
    untuk marga bin gathneh /githnah /qathnah itu masuk golongan mana? tolong infonya dong….sukron kasyir

    Reply

  111. utsman mahdami
    Jun 11, 2012 @ 14:37:43

    assalamualaikum

    ana mau tanya tentang silsilah fam ana “mahdami” keturunan dari mana. kalo ada yang tau mohon infonya dikirim ke email saya : utsman.mahdamy@gmail.com
    syukron katsiron

    Reply

  112. pacarku orang areb
    Jun 26, 2012 @ 13:10:54

    Marga-marga Arab itu sebenarnya banyak sekali. Mulai dari Aden sampai ke Afrika utara melalui migrasi dan penaklukan yg dilakukan bangsa arab pada masa2 dinasti Umayah dan Abasiah. Bayangkan saja sampai ke Spanyol, Perancis selatan, india selatan dan Turkistan Timur. Kamu yg suka baca sejarah mungkin masih ingat bagaimana Qutaybah ben Muslim al-Bahili menantang duel dinasti Tang di china. Kalo sampai perang itu terjadi, mungkin sekarang seluruh kuil Shaolin di china sudah berubah nama menjadi Ponpes Al-Hidayah

    indonesia juga hampir berwajah setengah Arab seperti Morocco, sekiranya penguasa hindia belanda waktu itu tidak menghambat laju migrasi mereka mungkin jumlah arab di indonesia lebih banyak dibanding china. Soalnya kata Belanda si pinokio ini suka menghasut dan memberontak.. hehehe.

    Silsilah bangsa Arab itu sebenarnya bercabang tiga. satunya bermutasi menjadi Yahudi (Makhluq Mutan yg sampai sekarang para ahli DNA masih sulit mengidentifikasi mereka yg membuat Yahudi sekarang patah hati dan kecewa berat, soalnya mereka terlempar dari klasifikasi ras dan etnis semit yg mereka bangga banggakan). Kode DNA mereka ternyata berbeda dengan bangsa arab. yaitu J1c3d yg merupakan keturunan nubuwat.. semacam nomor mesinlah.. 🙂

    Semua anak-anak Eber harus mengambil tanda tangan genetik yang sama dengan Kode DNA orang Yemen, kalau tidak, “INSYA ALLAH PALSU”. Bahkan yang mengaku Habib sendiri wajib J1C3D. Jadi ingat, harus disahkan oleh orang Yemen baru layak jadi Habib 🙂 … sebap GEN YEMEN ADALAH UNI RESMI GEN ARAB & IBRAHIMIC.

    “BAPAKU DAHULU SEORANG IRAM, SEORANG PENGEMBARA” (Ulangan 26:5)

    “PENDUDUK IRAM YANG MEMPUNYAI BANGUNAN-BANGUNAN YANG TINGGI” (Al-Fajr: 7)

    Bgmana tidak, SUPER HABIB sendiri yg merupakan Master DNAnya Habib mengatakan begitu: “… MEREKA ADALAH BAGIAN DARI DIRIKU DAN AKU BAGIAN DARI MEREKA’.” (HR.Ahmad dan Ath-Thabarani). Ada beberapa hadits yang serupa dengan redaksi yang berbeda… “AKU DARI KALANGAN MEREKA…”

    Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. IBRAHIM BUKAN SEORANG YAHUDI DAN BUKAN SEORANG NASRANI, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (Ali ‘Imran: 65-68).

    Yang dua tetap Arab normal. Berasal dari Eber bin Syalik bin Arfaksad bin Sam bin Nuh.

    Eber punya 2 Anak. Namanya: Falikh & Qohthan (beberapa ahli silsilah mengidentifikasi Qohthan sebagai Yoktam anak Keturah, istri ketiga Nabi Ibrahim a.s yang melahirkan Sheba dan Dedan (Biblical). Ingat Saba’ (bendungan Ma’rib, Ratu Balgis istri Nabi Sulaiman a.s), Ada yang mengaitkan dengan Joktan adik Falikh putra Eber. Ahli-ahli silsilah berbeda pandangan mengenai nasab diatas qohtan seperti Ibnu Katsir dll.. Namun perkembangan ilmu microbiology dan Genetika semakin hari semakin gampang melacak akar mereka.. Ini yang terlihat pada laporan-laporan Arab DNA Project yg semakin hari semakin membuat Yahudi Palsu kalah judi ketika membaca kertas-kertas DNA.

    Tampaknya orang2 arab sekarang disamping menggantung silsilah nasabnya diruang tamu juga harus dilengkapi Sertifikat Gen Arab 🙂 untuk diangkui sebagai anak lingkaran nubuwat 🙂 soalnya diindonesia banyak sekarang Nabi Palsu, Habib Palsu, Arab Palsu, Yahudi Palsu, Imam Mahdi Palsu juga umatnya Palsu-palsu… hahaha..

    Reply

  113. PACARKU ORANG AREB
    Jun 26, 2012 @ 13:52:24

    Pak R Herman Sukadiria klan Al Azmatkhan? ada baiknya Uj DNA saja. Semoga J1c3d P58* jangan mau kalah sama orang2 Berber & Hispanic yg berduyun-duyun memeriksakan DNA nya.. ini adalah jaman ketika kata2 rasul terbukti buat Azed sipenakluk.. Semua orang ingin menjadi Azed (singa)

    Abdul Quddus bin Muhammad al-Aththar menceritakan kepada kami, pamanku Shaleh bin Abdul Kabir bin Syu’aib menceritakan kepada kami, pamanku yaitu Abdus Salam bin Syu’aib menceritakan kepada kami, dari ayahnya dari Anas berkata, Rasulullah saw bersabda: “ORANG AZD ADALAH TENTARA-TENTARA ALLAH, manusia berkehendak merendahkan mereka dan Allah menolak selain mengangkat derajat mereka dan pasti akan datang suatu masa kepada manusia, yaitu seorang yang berkata: ‘Oh seandainya ayahku orang Azd, oh seandainya ibuku orang Azd.”

    (JENNY)

    Reply

  114. utsman mahdami
    Jul 10, 2012 @ 23:09:51

    assalamulaikum tolong info tentang fam ana, mahdami
    syukron katsiron

    Reply

  115. Yuhanan
    Jul 13, 2012 @ 07:39:50

    Bani Hamdan berasal dari anak-anak kahlan dan berasal dari Saba’ bin ma’ad bin Adnan dan masih anak-anak nabi ishmael. bukan kepada Qohtan bin Aybar.

    Reply

  116. tuan dhemang
    Sep 08, 2012 @ 03:00:00

    klo boleh saya ingin memberi saran sedikit.untuk menjelaskan nasab alawiyin (keturunan Rasulullah) sekira kita jgn mengambil dari sumber yg kurang jelas asalnya karena akan timbul fitnah. sebaiknya kita dapat mengambil sumber dari lembaga Resmi Rabitah alawiyah satu lembaga yg khusus mencatat setiap keturunan Rasulullah SAW yg sudah ratusan tahun di jamin dan teruji kebenaran datanya sampai sekarang.

    Di atas tertulis “yang mengaku keturunan rasulullah (al-haddad,alaydrus dll)” seolah-olah mereka itu hanya mengaku-ngaku saja padahal nama tersebut nasabnya tercatat sebagai keturunan Rasulullah SAW di lembaga rabitah.
    mbak ratu jg menulis “keturunan Rasulullah tidak langsung karena dari siti fatimah” banyak sekali hadist yg menjelaskan tentang ini “al-Baihaqi, Thabrani dan yang lain meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab ra berkata :

    ‘Aku tidak menginginkan kedudukan, tetapi saya pernah mendengar Rasulullah saw berkata : ‘Sebab dan nasab akan terputus pada hari kiamat kecuali sababku dan nasabku. Semua anak yang dilahirkan ibunya bernasab kepada ayah mereka kecuali anak Fathimah, akulah ayah mereka dan kepadaku mereka bernasab.

    At Thabrani meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Semua sebab dan nasab akan terputus pada hari kiamat kecuali sebab dan nasab yang bersambung denganku”.

    sepertinya mbak ratu mengambil sumber yang bercampur aduk dan saling bertentangan dan bahkan salah menempatkan golongan. di satu kalimat para sayyid mempunyai perbedaan yg fundamental dgn wali songo di kalimat lain sunan gunung jati menikahkan putrinya dgn sayyid padahal wali songo tercatat nasabnya di rabitah sebagai para sayyid.
    sepertinya mbak ratu mengambil sumber yg bertentangan dg nasab sayyid di campur dgn sumber yg mengakui nasab sayyid…

    ada hadist yg meriwayatkan :
    Al Thabrani meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba Allah pada hari kiamat sebelum ia ditanya (dan menjawab) 4 pertanyaan ; tentang usianya, untuk apa ia menghabiskannya, tentang tubuhnya, bagaimana ia telah menggunakan tenaganya, tentang hartanya, untuk apa dibelanjakan dan dari mana ia mendapatkannya serta tentang kecintaannya kepada kami Ahlul Bait (keluarga,keturunan rasulullah) “.

    Diriwayatkan oleh At Turmudzi dan ia menggolongkannya sebagai hadits hasan dan Al Hakim dari Zaid bin Arqom, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: ”Sungguh aku tinggalkan padamu apa yang dapat mencegah kamu dari kesesatan setelah kepergianku, selama kamu berpegang teguh kepadanya; Kitabullah dan ‘Ithrahku (keluargaku) ahlul bayt. Keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya berjumpa denganku di Al Haudh. Maka hati-hatilah dengan perlakuanmu atas keduanya sepeninggalku nanti”.

    saya khawatir mbak Ratu di tanya pertanggung jawabannya tentang artikel ini di hari kiamat nanti. seandainya benar tak jadi masalah,namun jikalau salah, tentu mbak ratu akan di tuntut di hadapan allah SWT karena salah meletakkan nasab keturunan Rasulullah.

    cara yg paling bijak adalah menghapus artikel ini agar tak menjadi bahan tuntutan oleh yg mempunyai nasab di hari kiamat nanti.biarlah Lembaga Resmi Rabitah alawiyah yg mencatatnya dan mempertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT di hari kiamat…

    seandainya mbak ratu ingin mengetahui tentang buku referensi sejarah dan daftar bangsa/fam/marga keturunan rasulullah serta hadist2nya berasal dari sumber lembaga resmi rabitah alawiyah saya siap untuk mengirimkannya ke mbak ratu secara gratis koq…

    tp ini cuma saran loh…
    jangan marah ya mbak 🙂

    Reply

  117. surayya
    Sep 15, 2012 @ 15:42:24

    Assalamu Alaikummm, Ana Bangsanya AL Mahdy, dari Haddramaut. Tolong infonya tentang Al Mahdy? dan dari mana? Syuukrannnn

    Reply

  118. Queen Sheva
    Oct 14, 2012 @ 14:32:06

    Maaf Tuan Demang, tidak ada orang Arab, apalagi hadhramaut yang meragukan al-haddad,alaydrus, alathas dll sebagai bukan turunan rasulullah SAW… Kalo soal marga2 para habaib yg nte katakan itu, maaf, orang arab lebih tahu.

    Tidak ada yang mengatakan keturunan Rasulullah SAW terputus. Yang dikatakan kawan diatas adalah fenomena munculnya Habib-habib Palsu. Tidak ada jaminan bahwa keturunan Rasul SAW tidak bisa dipalsukan kan…????

    Nte juga salah paham dengan Hadits dibawah ini, yg nte gunakan untuk tujuan yg salah…..

    Rasulullah saw bersabda: “semua hubungan Keluarga dan Nasab terputus dihari kiamat kecuali hubungan keluarga dan nasab denganku. (Hr. ad-Daruqutni, Baihaqi, al-Hakim, Ibnu ‘Asakir)

    Hadits diatas bukan berarti hubungan Keluarga dan Nasab setiap manusia itu terputus. Pengertiannya bahwa seluruh para nabi dan orang-orang sholeh tidak dapat menolong keluarga-keluarga dan kerabatnya pada hari itu, sebagaimana keumuman yang disebutkan dalam ayat ini :

    “….Apabila sangkakala telah ditiup, tiada lagi pertalian nasab diantara mereka.” (Qs. al-Mu’minuun: 101)

    KONTEKS HADITS DIATAS ADALAH KETIKA SEMUA ORANG INGIN MENCARI JALAN KESELAMATAN DENGAN BANTUAN ORANG-ORANG YANG DIANGGAP DEKAT DENGAN ALLAH ketika seluruh umat manusia tidak dapat saling tolong menolong walaupun dalam kalangan sekeluarga., sebagaimana ayat berikut ini :

    takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. [Qs. Luqman: 33]

    Dalam pengertian inilah maksud rasulullah “kecuali hubungan keluarga dan nasab denganku”

    Adapun hubungan kekerabatan itu tidak terputus dihari kiamat sebagaimana disebut dalam hadits ini:

    “Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (Qur’an surah at Thuur ayat 21)

    Nah, ayat terakhir ini mengatakan tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. Karena itu jangan hanya mengandalkan nasab saja.

    Reply

  119. Jhonatan bin Robert
    Oct 14, 2012 @ 14:46:50

    AWAS !! PARA HABIB PALSU MULAI PANAS… NTE MAU JADI HABIB??? LANGKAHI DULU MAYAT HABIB ASLI… HAHAHA 🙂

    Reply

  120. Queen Sheva
    Oct 18, 2012 @ 17:18:46

    Hari kiamat itu bukan konsep waktu dunia, seperti hari lebaran atau Hari Jum’at 🙂 Sehingga nte pahami seperti misalnya kata orang “siang hari dihari kiamat tanggal 13 seluruh manusia terputus turunannya” 🙂

    Reply

  121. Queen Sheva
    Oct 18, 2012 @ 17:42:53

    Tidak ada orang Arab yang ingkar dengan adanya Keturunan Rasulullah SAW ini. Bahkan Mbah nya Wahhabi semacam Kyai Bin Baz mengakuinya, kecuali Wahhabi koplo produk non padang Pasir 🙂

    Ini Silsilah Nasab Habib Munzir al Musawa.

    Habib Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein anak Fathimah Azahra Putri Rasul Saw.

    Silsilah ke atasnya lagi:

    ‘Ali bin Abu Tholib bin Abdul Muttalib bin Hashim bin Abdi Manaf bin Qusai bin Kilab (nama sebenarnya Hakim) bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik (bin An-Nadhr) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ah bin Adnan.

    Reply

  122. Reza Haneman
    Oct 24, 2012 @ 12:40:04

    1. Abbad
    2. Abdat
    3. Abdul Aziz
    4. Afiff
    5. Aidid
    6. Al ‘As
    7. Al Amri
    8. Al Attas
    9. Al bin Said
    10. Al Bakri
    11. Al Bukhori
    12. Al Dzaitun
    13. Al Fad’aq
    14. Al Habsyi
    15. Al Haddad
    16. Al Haddar
    17. Al Hamid
    18. Al Hinduan
    19. Al Huraibi
    20. Al Jabri
    21. Al Jaelani
    22. Al Jufri
    23. Al kaff
    24. Al Karr
    25. Al Katiri
    26. Al Maghribi
    27. Al Muhdhor
    28. Al Munawar
    29. Al Musawa
    30. Al Masri
    31. Al Qadri
    32. Al Tuy / Altway
    33. Al wayni
    34. Al Yazidi
    35. Alamudi
    36. Alaydrus
    37. Alhasni
    38. Alkhatib
    39. Allauw
    40. Almashur
    41. Ambadar
    42. Annus
    43. Argubie
    44. Askar
    45. As syik
    46. Assegaff
    47. Assyadrie
    48. Attamimi
    49. Audah
    50. Azzahir
    51. Ba` bud
    52. Baabdulla
    53. Baabduh
    54. Baadila
    55. Baagil
    56. Baashir
    57. Baawad
    58. Babseil
    59. Badar
    60. Badrez
    61. Bafadhol
    62. Bafagih
    63. Bafana
    64. Bagazie
    65. Bahalwan
    66. Bahanan
    67. Bahaswan
    68. Bahmid
    69. Bahmuda
    70. Bahres
    71. Bahwal
    72. Baisa
    73. Bajabir
    74. Bajamal
    75. Bajrei
    76. Bajuber
    77. Bakarman
    78. Bakmel
    79. Bakthir
    80. Baladraf
    81. Balafif
    82. Balajam
    83. Balamasi
    84. Balbed
    85. Balfas
    86. Balweel
    87. Bamatraf
    88. Bamatrus
    89. Bamazruk
    90. Baraas
    91. Baraba
    92. Barabud
    93. Baraja
    94. Barakba
    95. Barawas
    96. Barekat
    97. Baridwan
    98. Barkat
    99. Baroh
    100. Basaat
    101. Basagili
    102. Basalamah
    103. Basandid
    104. Basawat
    105. Basgeifan
    106. Basham
    107. Bashmel
    108. Basleman
    109. Basloem
    110. Basrewan
    111. Baswedan
    112. Basyaed
    113. Basyaiban
    114. Basyarahil
    115. Basyimeleh
    116. Batarfi
    117. Batati
    118. Bawahab
    119. Bawazir
    120. Bayaksud
    121. Bayakub
    122. Bazed
    123. Bil Fagih
    124. Bin Agil
    125. Bin Nahdi
    126. Bin Shahab
    127. Bin Seff
    128. Bin Syeh Abubakar
    129. Bin Syeban
    130. Bin Thalib
    131. Bin Thohir
    132. Bin Yahya
    133. Bishir
    134. Bobsaid
    135. Chiried
    136. Chatib
    137. Cholifi
    138. Dahda
    139. Degel
    140. Fada’aq
    141. Gathmyr
    142. Gawian
    143. Getnah
    144. Ghonim
    145. Ghozi
    146. Hablil
    147. Haedar
    148. Hajri
    149. Haneman
    150. Harhara
    151. Hebras
    152. Hubeis
    153. Ishaq
    154. Jabir
    155. Jadid
    156. Jaidi
    157. Jamallulail
    158. Jawwas
    159. Jindan
    160. Juber
    161. Karamah
    162. Karaman
    163. Kojjah
    164. Kuddeh
    165. Lahji
    166. Lahmadi
    167. Lanjar
    168. Lamsi
    169. Mahdami
    170. Mahfud
    171. Mahri
    172. Mahruz
    173. Marfad
    174. Marta’
    175. Marzak
    176. Maskati
    177. Munif
    178. Mugebel
    179. Mukarram
    180. Mar’ie
    181. Muladawilla
    182. Mulahella
    183. Mukhodam
    184. Mutahar
    185. Nabhan
    186. Nagib
    187. Okbah
    188. Sanad
    189. Sewed
    190. Sungkar
    191. Syahbal
    192. Syahab
    193. Syamlan
    194. Thebe
    195. Yafii
    196. Zubaidi

    Reply

    • Syech sidi rawang ali
      Nov 10, 2012 @ 23:15:39

      Owh masuk juga gelarku dari pariaman (SIDI),tapi kugak punya nasab2 gt :D,lagian gelar itu hnya embel2 didunia,kumah ngaku enggak,nggak ngaku juga enggak.tapi ngomong2 yg punya kertas nasab seabrek2 pernah ketemu Rasulullah SAW walaupun dalam mimpi,Sayyid hasan n Sayyid Husein itu cucu kesayangan Rasull lho,masak kalau iya keturunan Sayyid hasan-husein yg memvonis keturunan Rasull gak pernah dijenguk oleh Rasull,berarti pada ngaku tapi gak diakui Rasull.
      Berarti yg punya kertas nasab,kalah ma aku yg gak jelas ini 😀

      Reply

    • achmad
      Jul 08, 2013 @ 22:12:20

      ass,,,,ble tau marga garnuk itu keturunan nabi siapa

      Reply

  123. Husein Al_
    Oct 29, 2012 @ 08:42:10

    smakin asik juga menyimak ilmu nasaff.. manstabb. lanjutkan gan. ane mau nanya kabilah-kabilah bangsa yahudi, maksud ana cabang cabangnya. bukan induk-induk kabilah mereka semacam Yehuda, benyamin, dsb.. Apakah nasab bangsa Yahudi bisa dipercaya??

    Reply

  124. Mbah Maryamah
    Oct 31, 2012 @ 23:42:24

    Kalo boleh Nasab Arab asli gan, yang nasabnya punya catatan2 dalam kitab induk kabilah-kabilah Arab. Maksudku yang jelas induk kabilahnya.. INGAT LHO.. ADA JUGA MARGA ARAB YG TDK JELAS INDUK KABILAHNYA. ARAB ITU HANYA ADNAN DAN QOHTAN SAJA. ENTE PASTI BARU TAU…

    Reply

  125. imran
    Nov 11, 2012 @ 13:48:42

    J1c3d <—– ini simbol apa?? jangan menakut nakuti yang palsu mas…. aku jg baru membaca topik-topik seperti ini di situs Arab DNA Project. Bahaiiiiyaaaa… bisa ketahuan… lebih baik urungkan diri menjadi Habib.

    coba lihat link ini:
    http://www.familytreedna.com/public/qurayishj1c3d/default.aspx?section=ycolorized

    Reply

  126. imran
    Nov 11, 2012 @ 14:01:52

    Reply

  127. imran
    Nov 11, 2012 @ 14:04:34

    Reply

  128. nia
    Dec 03, 2012 @ 16:18:37

    ass..bagaimana dengan sejarah GASIM..tks.

    Reply

  129. utsman bin affan bazemul
    Dec 08, 2012 @ 15:04:08

    Nama marga bazemul kok gak di sebut

    Reply

  130. aliyya haqqani
    Dec 17, 2012 @ 06:42:15

    Sedikit tambahan dari ane buat kawan diatas. kabilah Azed bukan Ba’alawi. Kabilah Azd (Al-Azdy) adalah qabilah terbesar Arab, suku ini banyak furu’ (cabang suku) nya, dinasabkan kepada

    AL-AZDI BIN AL-GHAUTS BIN MALIK BIN ZAID BIN KAHLAN.

    mereka bagian dari Ekspansi Besar Arab. Yemen-Hadhramis ini membentuk bagian utama dari tentara Arab yang menaklukkan Mesir, Afrika Utara dan Semenanjung Iberia pada masa-masa dinasti Umayah dan abbasiah. Kaum Anshar (Aws & Khazraj) di Madinah juga cabang dari kabilah Azed ini.

    ‘Aus dan Khazraj adalah nama dua orang putra

    HARITS BIN ‘AMR MUZIQIYYAH BIN AMIR MA’A AS-SAMA’ BIN HARITSAH BIN IMRA ALQAIS BIN TSA’LABAH BIN MAZIM BIN AZD (BIN AL-GHAUTS BIN MALIK BIN ZAID BIN KAHLAN).

    Mereka berasal dari Yaman.Setelah bobolnya bendungan, menjadi tanduslah Yaman di Arabia Selatan ini. Azd, kakek dari kedua pemuda ini lalu pindah dan menetap di Yaman bagian selatan.

    Di kemudian hari, keluarga ‘Aus dan Khazraj pindah lagi ke Madinah yang masa itu disebut Yatsrib, Kedua keluarga ini berkembang biak dan menjadi klan besar dan kuat.

    KLAN ‘AUS berkembang menjadi :
    BANU ‘ABDUL ASYHAL
    BANU HARITSAH
    BANU ZHAFAR
    BANU AMR BIN ‘AUF
    BANU WAKIF
    BANU KHATMA (BANU ‘AUS MANAT).
    … etc (semuanya tercatat sampai sekarang)

    KLAN KHAZRAJ tumbuh dan membentuk keluarga/marga) kecil kecil seperti :
    BANU NAJJAR
    BANU HARITSAH
    BANU HUBLA ALKAWAKILAH
    BANU SAIDAH,
    BANU ZURAIQ
    BANU BAYADA
    … etc (semuanya tercatat sampai sekarang)

    Orang-orang Arab (apalagi Badwi/arab kampung) paling anti dengan pencampuran nasab, apalagi sampai MEMALSUKAN NASAB, ini adalah aib. Mereka Tetap bangga dengan kabilahnya. Sehingga tentu saja tidak semua orang Arab mengatakan; “Ane keturunan Rasulullah SAW 🙂 sebagaimana yg dilakukan sekelompok orang sebelah 🙂 hehehe. Ane sendiri kalo diberi UANG 10 MILYAR asal mau mengganti nasab menjadi Ba’Alawi, uangnya ana ambil, nasabnya ane tolak 🙂 Ane yg rugi dong.. Ditanah Arab keturunan Rasulullah saw itu biasa-biasa aja kok, gak dipake buat hebat hebatan. Ada pepatah Arab mengatakan.

    “BARANGSIAPA YANG TIDAK BANGGA KEPADA LELUHURNYA, DIA SENANTIASA BERADA DALAM KERENDAHAN”.

    Demikian kita bisa membaca catatan nasab pendiri kesultanan An-Nashriyyah di Andalusia mencatat nasab mereka sampai ke Sa’d bin Ubadah.ra, pemimpin kaum Anshar, nasab ini tetap dicatat keturunannya sampai sekarang. Yusuf yang dijuluki ” al-Ahmar” (sibelerang merah), bapak dari seluruh sultan-sultan Nashriyyah (Daulah Bani Ahmar) dapat kita baca dibawah:

    YUSUF AL AHMAR BIN MUHAMMAD BIN AHMAD BIN MUHAMMAD BIN KHAMEES BIN NAHSR BIN MUHAMMAD BIN NUSAIR BIN ALI BIN YAHYA BIN SA’D BIN QAIS BIN SA’D BIN UBADAH BIN DULAYM BIN HARITSAH BIN ABI HAZIMA BIN TSA’LABAH BIN TARIF BIN AL-KHAZRAJ BIN SA’IDA BIN KA’B BIN AL-KHAZRAJ BIN HARISAH BIN TSA’LABAH BIN AMR BIN AMIR BIN HARISAH BIN IMRI’ AL-QAYS BIN TSA’LABAH BIN MAZIN BIN AL-AZD BIN AL-GHAWTH BIN NABT BIN MALIK BIN ZAYD BIN KAHLAN BIN SABA’ BIN YASHJUB BIN YA’RUB BIN QAHTHAN (JOKTAN) BIN AYBAR (IA ADALAH HUD.AS) BIN SHALIKH BIN ARFAKHSHAD BIN SAM BIN NUH A.S.

    jadi, BANU HAMDAN (Induk Kabilah Hasyed) bertemu dengan AL-AZD pada:

    MALIK BIN ZAID BIN KAHLAN

    Ane kasih lagi satu contoh yg cukup terkenal, nasab pendiri kesultanan AL-KATHIRI di Hadhramaut, bapak dari Klan ABDAT, THALIB, AL-ABDULLAH, AL-ABD AZIZ.. (sub-klan dari AL_KATHIRI/AL-KATSIRIY), Ane mulai saja dari Sultan Badr bin Abdullah bin Ja’far al-Katsiri yang digelari Abu Thuwairiq (beliau memiliki 1 saudara yaitu Muhammad yang melahirkan klan AL-ABD WADUD)

    BADR BU THUWAYRIQ BIN ABDULLAH BIN JA’FAR BIN ABDULLAH BIN ALI BIN UMAR BIN JAAFAR BIN BADR BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN UMAR BIN *AL-KHAAREF BIN ABDULLAH BIN KATSIR BIN MALIK BIN JASHIM BIN HASYED BIN JASYIM BIN JUBRAN BIN NAWF BIN TUBA’A BIN ZAYD BIN AMR BIN HAMDAAN BIN AUSALAH BIN MALIK BIN ZAID BIN RABIAH BIN AUSALAH BIN AL-KHIYAR BIN MALIK BIN ZAID BIN KAHLAN BIN SABA’ BIN YASJUB BIN YA’RUB BIN QOHTHAN (JOKTAN) BIN HUD (PEACE BE UPON HIM) BIN SHALIH BIN ARFAKHSYAD BIN SAM BIN NUH.AS

    Nasab dibawah Badr Bu Thuwayriq sampai sekarang masih tercatat dengan rapi. Ini tdk aneh, km bisa menguji, mencari beberapa keluarga dan minta tuk menjelaskan silsilahnya sampai pada Induk Kabilah terdekat, misalnya klan ABDAT atau AL-ABDULLAH..

    Kabilah-kabilah Arab itu semuanya tercatat, dan satu sama lain saling terkait. Ada Fam (nama keluarga), ada kabilah dan ada induk2 kabilah. Ini semacam kata kunci sehingga seseorang dapat mengaitkan dirinya dengan yang lain. Jika yang satu lupa, yang lain pasti ingat. MEMANG SUSAH MEMELIHARA NASAB JIKA KITA TELAH KELUAR DARI TANAH ARAB. Ethnografi Arab itu berbeda dengan bangsa lain… bahkan bisa dikatakan bahwa konsep nasab itu sendiri adalah konsep yg dibawa bangsa arab, kemudian diakomodir islam.. Kata Qabila padanan bahasa indonesia adalah Suku, padahal itu kurang tepat, kata kabilah itu merujuk kepada family, kekerabatan, atau sekelompok orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai keturunan dari seorang bapak bersama. bukan sekedar sekumpulan orang yg berbahasa budaya yg sama. Makanya dalam tradisi Arabia, fam (marga) itu adalah Nama atau gelar yg berhubungan dengan kakek-kakek kita, bukan nama buah-buahan atau pepohonan 🙂 Seorang yg bermarga TAMIM hari ini adalah anak cucu dari TAMIM BIN MURRAH yang hidup sekitar 2020 tahun yg lalu…

    Pengertian qabila jg mengacu tidak hanya kepada sekelompok kekerabatan tetapi juga untuk kategori “status”. keluarga qabili mengklaim keturunan dari salah satu dari dua nenek moyang Arab, ADNAN & QAHTAN, dan merasa diri mereka berbeda dari khadiri nontribal ditanah arab, yang tidak bisa mengklaim keturunan tersebut.

    Nte harus tau didalam 100 tahun setidaknya ada dua generasi. adapun kakek kita harus berada diantara 100 tahun masa lalu dan 100 tahun masa kini atau dia adalah peralihan antara 1 Abad. Sehingga dalam 1000 tahun setidaknya ada kurang lebih 30-35 generasi. Jumlah diatas bukan jumlah mutlak, setidaknya itu adalah patokan. Sehingga kita dapat melihat yg mana yang agak janggal dan nisbahnya langsung pada kakeknya yang ke 9 atau ke 7, Jika nte tinggal ditanah Arab nte bisa dipecaya, tapi bgmana klo nte tinggal dalam budaya lain?? dimana mereka mencampurkan keturunan atau memakai nasab dari garis ibu, atau bahkan hidup dalam budaya yang tidak mengenal silsilah sama sekali. Oleh karena itu ane ingatkan, jgn sekali kali membuat klan baru diluar tanah arab. Oleh karena itu ane ingatkan, jgn sekali kali membuat klan baru diluar tanah arab.. seperti kasus Azmatkhan itu… Cucu-cucu Fathimah.ra sendiri setelah Hassan & Hussain tetap memakai garis laki-laki sampai hari ini.

    Kamu bisa menghitung nasab pengurus Rubat Tarim hari ini, Habib Umar bin Hafiz:

    AL-HABIB ‘UMAR BIN MUHAMMAD BIN SALIM BIN HAFIZ BIN ABD ALLAH BIN ABI BAKR BIN ‘AIDAROUS BIN AL-HUSSAIN BIN AS-SHAIKH ABI BAKR BIN SALIM BIN ‘ABD-ALLAH BIN ‘ABD-AL-RAHMAN BIN ‘ABD-ALLAH BIN AL-SHAIKH ‘ABD-AL-RAHMAN AL-SAQQAF BIN MUHAMMAD MAULA AL-DAWEELA BIN ‘ALI BIN ‘ALAWI BIN AL-FAQIH AL-MUQADDAM MUHAMMAD BIN ‘ALI BIN MUHAMMAD SAHIB AL-MIRBAT BIN ‘ALI KHALI’ QASAM BIN ‘ALAWI BIN MUHAMMAD BIN ‘ALAWI BIN ‘UBAIDILLAH BIN AL-IMAM AL-MUHAJIR ILA ALLAH AHMAD BIN ‘ISA BIN MUHAMMAD BIN ‘ALI AL-‘URAIDI BIN JA’FAR AL-SADIQ BIN MUHAMMAD AL-BAQIR BIN ‘ALI ZAIN AL-‘ABIDIN BIN HUSSAIN PUTRA ‘ALI BIN ABI THALIB DAN PUTRA FATIMAH BINTI MUHAMMAD SAW, CUCU RASULULLAH SALLA-ALLAHU ‘ALAIHI WA AALIHI WASALLAM.

    Reply

  131. Lina
    Dec 17, 2012 @ 16:31:09

    buat Syech sidi rawang ali, klo nte meyakini turunan Rasul saw, coba uji DNA saja. Lihat apakah DNA nte sama dengan HG kelompok Quraisy, Qoys ‘Ailan, dll. Kalo tidak stop saja koar-koar nte sebagai turunan Rasul SAW. Setidaknya dengan itu nte tidak membayangkan hal yg tidak2. J1c3d terdapat pada keturunan Ibrahim a.s, ditemukan di antara semua keluarga dikenal (keturunan Adnan) terutama beberapa keluarga penting dari suku-suku Arab terkenal.

    Reply

  132. munib bin Ta'lab
    Jan 05, 2013 @ 00:28:35

    Gan.. ane nanya fam ane Bin ta’lab bisa nga.. nyariin induknya kemana ?
    supaya ane bisa cerita keanak cucu nantinya..

    Reply

  133. jin laut
    Jan 18, 2013 @ 14:18:50

    Ta’lab mirip Talib, serupa tapi tak sama.. hehe

    Reply

  134. Pujisuryono
    Jan 20, 2013 @ 21:44:33

    Ajiiiiiiiiiib ane jadi tau semua syukron wa barakallohufiik

    Reply

  135. Isaiah Muhammad
    Jan 21, 2013 @ 17:04:56

    Abu ‘Umar b. ‘Abd al-Barr stated in his book Al-Anba’ fi Ma‘rifat Qaba’il al-Ruwah (Facts Concerning Knowledge of the Tribes of the Transmitters) that Ibn Lahi‘a related from Abu al-Aswad that he heard ‘Urwa b. al-Zubayr say, “WE NEVER FOUND ANYONE WHO KNEW [sic] GENEALOGY BACK PAST ‘ADNAN, NOR PAST QAHTAN, UNLESS THEY WERE USING CONJECTURE. “

    Reply

  136. Isaiah Muhammad
    Jan 21, 2013 @ 17:25:27

    THE PROBLEM OF QAHTAN

    The problem is that the Qahtan of the Northern Arab tradition predates the Yemeni Qahtan by six generations. The majority of scholars identify Qahtan with the great-great-grandson of Nuh (Noah), the man who has his equivalent named in the Bible list – Qahtan/Yaqtan (Joktan) the son of Aybar/Abir (Eber). In the Biblical genealogy, Eber had two sons – Peleg and Joktan. These correspond to Aybar and his two sons Falikh and Yaqtan (Qahtan).

    Qahtan/Joktan/Yaqtan b. Aybar had thirteen sons. They are named in the Bible as Almodad, Sheleph, Hazarmaveth, Jerah, Hadoram, Uzal, Diklah, Obal, Abimael, Sheba, Ophir, Havilah and Jobab, and were said to have occupied all the land from Mesha to the hill country of the east. The son Jerah is identified in the Arab tradition with Jurhum.

    One indication that this should be the correct identification of Qahtan comes from the fact that this Qahtan’s great-grand-daughter Rala bint Mudad was the second and chief wife of Isma‘il, and the matriarch of his line. Her line is Rala bint Mudad b. Amr b. Jurhum/Jerah b. Qahtan/Joktan b. Aybar b. Shalikh b. Arfakhshad b. Sam b. Nuh.

    The celebrities of the Jurhumite lines all claim that Jurhum was the son of Qahtan b. Aybar.

    However, the tradition of the Southern Arabs (Yemeni) claims that their patriarch Qahtan was not the son of Aybar but a son of Isma’il.

    Examples of Yemenite lines of descent from Qahtan b. Isma’il

    Two examples showing descent from a Qahtan who was claimed to be a son of Isma’il occur in the lines of two eminent celebrities – the matriarch Qaylah of Quda’a and her husband Harithah b. Thalabah. Their origins were with the Himyarite nobility of Yemen.

    Qaylah’s line was Qaylah bint Kahil b. Udhra b. Sa’d b. Zayd b. Layth b. Sud b. Aslam b. Haf b. Quda’ah b. Malik b. Himyar b. Saba b. Yashjub b. Yarub b. Qahtan b. Isma’il b. Ibrahim (Ibn Ishaq p.713 n.140).

    Her husband Harithah’s line was Harithah b. Thalabah b. Amr b. Amir b. Harithah b. Imru’l Qays b. Thalabah b. Mazin b. Asd b. Ghauth b. Nabt b. Malik b. Zayd b. Kahlan b. Saba b. Yashjub b. Yarub b. Qahtan b. Isma’il b. Ibrahim (Ibn Ishaq p.692 n.14).

    Reply

  137. Hani
    Jan 22, 2013 @ 06:49:07

    the tradition of the Southern Arabs (Yemeni) claims that their patriarch Qahtan was not the son of Aybar but a son of Isma’il…

    nte, mengutip dari artikel ini?

    http://www.ruqaiyyah.karoo.net/articles/prophfamily1.htm

    Iya, kalau mengikuti garis Khuza’ah semua Qahtani adalah Isma’ili juga. Imam Ibnu Hajar mengatakan bahwa suku Qahthan berasal dari rumpun keluarga besar Nabit bin ismail.

    Reply

  138. samir
    Feb 15, 2013 @ 01:36:41

    bahreisy ada g yah

    Reply

  139. syariefuddien
    Feb 23, 2013 @ 17:48:48

    Enak juga ya jika Asia Tenggara menjadi satu negara yang dipesatukan oleh Dzuriah Rosulullah SAW. Aamiiin.

    Reply

  140. Munib bin Ta'lab
    Feb 25, 2013 @ 20:33:26

    Beli Aja.. Buku “Dari Nuh As sampai Orang Hadramaut di Indonesia” Kita semua akan tau silsilah Arab Hadorim..

    Reply

  141. bidin
    Mar 15, 2013 @ 15:05:32

    mo tanya kl bin yathreb ato yatsreb itu dari mana ia ? mohon di cariin.. Trims

    Reply

  142. Amir
    Mar 24, 2013 @ 09:47:34

    Al-’Amr (al-Amri), adalah suku Badui yg tinggal di lembah Irmah dan Duhr, tidak sama dengan Al-Kathiri as-Syanafirah (keturunan Syanfari al-Hamdani..

    Reply

  143. Rahmat
    Mar 27, 2013 @ 23:37:09

    AL-KATHIRI TRIBE IS ONE OF THE BIGGEST AND MOST FAMOUS ARABIC TRIBES ESPECIALLY IN SOUTH OF ARABIAN PENINSULA

    Bahasa Inggris:
    http://www.alkethiri.com/vb/archive/index.php/t-7939.html

    Bahasa Planet :

    نبذة عن القبيلة

    قـبـيـلـة آل كـثـيـر الـهـمدانـيـة.. مـن الـقبائـل العربية البدوية الأصيلـة التي سجل لها التاريخ نفوذاً قوياً في جنوب الجزيرة العربية, وتعتبر من أكبر قبائل هـمدان في شرق اليمن وعمان وتنتشر ايظاً في السعودية والإمارات وقطر، وتعد من القبائل التي تسلمت زمام السلطة لمئات السنين، وشـكـلت مـزيـجاً فـريـداً بين الـسـلطة القبلية والسلطة السياسية, وشكلوا نموذجاً متميزا بين البداوة والحضارة في أجمل صورها، مع الإحتفاظ بالقيم العربية الرفيعة.

    السلطنة الكثيرية… شكلت امتداد طبيعي للزعامات الهمدانية التي سجلها التاريخ منذ الجاهلية وإلى عصرنا القريب الماضي، وعليه فإن الزعامة موروثة في نفوسهم ومجبولين عليها، لما لمسوه في الأجداد الأوائل من ريادة وتسيد ورئاسة.

    ويكفي همدان فخراً أنها أسلمت عن بكرة أبيها إستجابة لدعوة رسول الله على لسان علي ابن أبي طالب وأرضاه، وقد سجد رسول الأنام شكرا لله حينما وصله الأمر وقال كلمته (السلام على همدان، السلام على همدان) كما سجلتها السير.

    آل كثير همدان.. سجلوا تواجد في صفحات التاريخ كقوة قبلية وسياسية منذ القرن السابع الهجري وإلى وقت قريب، وفي ظل تلك السنوات الطويلة التي أمتزجت فيها الحروب والمعارك في سبيل توسيع النفوذ وبسط السيطرة، فإن العديد من نقاط تاريخهم كانت شبه مخفية ولم تبرز بما فيه الكفاية، بسبب الكتب التي كانت تحمل العديد من المغالطات عنهم وعن سياساتهم لدوافع مذهبية وتعصبات قبلية.

    آل كثير قبائل وفروع شتى مرجعهم في النسب إلى كثير بن مالك بن جشم بن حاشد بن جشم بن حبران بن نوف بن همدان القحطاني، وهناك عدد من القبائل التي تتفق معهم في الإسم فقط كقبيلة آل كثير طيء القحطانية في منطقة نجد السعودية, وآل كثير خثعم التي في العرضية الشمالية بالقرب من جازان، وآل كثير من منبه من قبائل خولان بن عمرو القضاعية في صعدة وهناك عشيرة حضرمية يقال لها باكثير هؤلاء تنحدر أصولهم إلى كنده.

    آل كثير همدان أكثر عدداً وقبائل، ولهم تواجد في محافظة الجوف اليمنية، ومناطق كثيرة في محافظة حضرموت، وتواجد كبير في محافظة ظفار العمانية ولهم تواجد في محافظة المهرة و دولة الإمارات المتحدة، والجنوب الشرقي من المملكة بمحاذاة الحدود السعودية مع محافظة حضرموت مع صحراء الربع الخالي، وفي دولة قطر,و تواجدهم غالباً بأسماء قبائلهم وفخائذهم وعشائرهم العديدة.

    ولازالت القبيلة كأفراد وقبائل يكنون في قلوبهم كل المحبة للقبائل العربية الأصيلة التي تجاورت معهم في حقب زمنية مختلفة سواءاً كانت حميرية أو كندية أو مذحجية أو قضاعية، ولازالت بينهم أخوة الدين فوق كل شي، فتحية من أبناء آل كثير إلى جميع القبائل. ومن اعلام ال كثير د. عبدالناصر بن منيباري و د. عبدالله الكثيري

    الدولة الكثيرية

    وينتسب آل كثير إلى همدان وكان موطنهم الغيظة، عاصمة محافظة المهرة حاليا .وكان ميلاد الدولة الكثيرية في أواخر القرن الثامن الهجري سنة 781 على يد أبناء جعفر بن بدر بن محمد بن علي بن عمر بن كثير الأول وهم يماني ومدرك وعمر بعد صراع مع الظلفان أهل هينن وغيرهم من آل أحمد بن يماني وأل الصبرات .وفي هذه الفترة كانت ولادة مؤسس الدولة الكثيرية وعميدها وهو علي بن عمر بن جعفر بن بدر الكثيري، وهو أول من حول القبيلة الكثيرية إلى دولة منظمة وأول من نصب سلطانا على حضرموت . ولد ببلدة بور. واتصل بالشيخ علي بن عمر باعباد وغيرهم من رجال الصلاح وغادر بور عام 814 هـ للاستيلاء على ظفار. وقد وقف معه أهل العلم والصلاح في حضرموت ومكنوه من الاستيلاء عليها. وقد استولى على ظفار وظلت تحت حكم الدولة الكثيرية الأولى التي أفل نجمها سنة 1130 هـ . توفي السلطان علي بن عمر سنة 825 هـ وترك من الأولاد المعروفين ثلاثة: عبد الله ، وبدر ، ومحمد .ومن أشهر سلاطين الدولة الكثيرية الأولى : السلطان بدر بن عبد الله بن علي بن عمر . ولد سنة 840 هـ وتولى السلطنة بعد أخيه محمد سنة 855 هـ . عقد الإمام أبو بكر بن عبد الرحمن السقاف ” الملقب بالسكران ” صلحا سمي ” صلح الغدير: بين السلطان بدر وبين القبائل الثائرة عليه في معركة باجلحبان التي قتل فيها راصع بن دويس وراصع بن يماني، وبعد مضي أشهر عقد الإمام عبد الله بن أبي بكر بن عبد الرحمن السقاف صلحا بين السلطان بدر وسلطان بن دويس سنة 855 في ” صوح ” وسمي صلح صوح . قتل السلطان بدر ابن أخيه علي بن محمد بن عبد الله في سيئون سنة 858 هـ بسبب المكائد التي كان ينصبها عليه، وتمردت عليه تريم سنة 868 هـ فحاصرها بدون طائل وظل مع راصع في تريم في كر وفر حتى دخلها واستولى عليها سنة 889 هـ . واستولى على الشحر سنة 867 هـ . توفي السلطان بدر بشبام سنة 894 هـ ودفن في مقبرة جرب هيصم . ( تاريخ الدولة الكثيرية لابن هاشم ص 24 ، 25 بتصرف ) .

    ومن أشهر سلاطين هذه الدولة أيضا ” بدر ” الملقب بأبي طويرق ” بن عبد الله بن جعفر بن عبد الله بن علي بن عمر بن جعفر بن بدر بن محمد بن علي بن عمر بن كثير بن همدان وينتهى نسبه إلى يشجب بن يعرب بن قحطان بن هود عليه السلام.امتد سلطان ” السلطان بدر بو طويرق ” إلى العوالق غربا وسيحوت شرقا والسواحل الجنوبية جنوبا والرمال شمالا. كان متقشفا حازما شجاعا كريما وسياسيا بارعا . ولد سنة 902 هـ . ترجم له السيد عبد القادر العيدروس العلوي في كتابه النور السافر . وقد طالت مدة ولايته وحكمه وكان معاصرا للشيخ أبي بكر بن سالم بن عبد الله العلوي. وفي حروبه للاستيلاء على حضرموت تحالف السلطان بدر بوطويرق مع الأتراك حيث أمده الأتراك بجيش عام 926 هـ بقيادة شخص يسمى رجب التركي وكان أول ظهور للبنادق في حضرموت على أكتاف ذلك الجيش التركي وهو بندق ” بوفتيلة ” ودخل بهم بدر شبام حيث قضى فيها على حكم آل محمد الشبمايون واستولى على تريم من آل جردان وآل يماني وآل عمر سنة 927 هـ وهي أول دولة لآل جعفر الكثيري بتريم . واستولى في ذلك العام أيضا على هينن. وأمر بأن تضرب باسمه النقود الفضية من فئة الريال والنصف والربع والنحاسية الصغيرة والكبيرة سنة 937 هـ ، وفي سنة 942 هـ أمر بضرب نقود أيضا سميت “بقشة ” ولا زال أهل حضرموت يطلقون على النقود أسم ” البقش ” حتى اليوم . وواجه ثورات قبائل الحموم ونهد . وفي عهده هاجم البرتغال الشحر بسفنهم سنة 929 هـ وسنة 942 هـ . واتصل بدر بوطويرق بالدولة العلية آنذاك في عهد سلطانها سليمان القانوني وكان يستنجد به على البرتغاليين فلبى طلبه بتجريدة من الجيش التركي وصلت بندر الشحر عام 945 هـ ، وانتفضت عليه عمد والهجرين سنة 948 هـ وتورط في حرب مع العمودي ابتداء من عام 948 هـ حتى تم الصلح بينهما عام 951 هـ ثم انتقض سنة 955 هـ ، وظل السلطان بدر يخرج من تمرد عليه إلى تمرد آخر حتى قبض عليه أبنه عبد الله بن بدر سنة 976 هـ وحبسه في بعض حجرات قصره بسيئون ثم نقل إلى حصن مريمة ومكث محبوسا نحو سنة ونصف ثم أعيد من مريمة إلى سيئون حيث أدركته الوفاة سنة 977 هـ وعمره آنذاك 75 سنة . ودفن بمقبرة السلاطين بسيئون وقبره غربي قبر الشيخ عمر بن عبد الله بامخرمة رحم الله الجميع .وقد انتهت الدولة الكثيرية الأولى بنهاية السلطان جعفر بن عمر بن جعفر بن علي بن عبد الله بن عمر بن بدر أبي طويرق في أجواء عام 1143 هـ .

    دولة آل عبدالله (أو) == الدولة الكثيرية == الثانية

    آل عيسى بن بدر

    بعد مضي فترة من الزمن انزوى فيها آل كثير في وادي تاربة كأفراد عاديين بعد ان فقدوا دولتهم التي كانت اعظم دولة قامت في حضرموت واطولها امدا، استطاع السلطان جعفر بن علي بن عمر الكثيري ، بعد عودته من إلى حضرموت من اندونسيا طرد يافع الموسطة من شبام والاستيلاء عليها سنة 1218هـ (1803م) . لكن آل كثير مالبثوا أن تنازعوا السلطة بينهم في شبام إلى ان انتهى بهذه المدينة العريقة الصابرة إلى السقوط سنة 1239هـ (1823م) في يد آل عيسى بن بدر (ينطقها الحضارم عيسى آمبدر) آل كثير، وكان أول سلاطينها عمر بن جعفر بن عيسى بن بدر الكثيري . وتوفي السلطان هذا سنة 1244هـ (1828م) فتولى امر شبام بعده ابنه منصور بن عمر الذي كان بطشه واستفزازه ليافع (43) ، أحد اسباب قيام الدولة القعيطية . وفي سنة 1249هـ ( 1833م) شن يافع الموسطة حملة على شبام واحتلوا نصفها ثم قام الصلح بينهم وبين حاكمها الكثيري السلطان منصور بن عمر ، وهدأت الحالة بعض الشيء ، وفي سنة 1250هـ (1834م) هجم آل كثير على تريس واستولوا عليها وكان بها ابن النقيب السعيد اليافعي وطردوه منها . آل عبدالله :ـ

    ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــ وفي سنة 1261هـ (1845م) ظهر السلطان غالب بن محسن الكثيري على المسرح السياسي الحضرمي ، فاشترى قرية الغرف من آل تميم فكانت هذه القرية نواة دولة آل عبدالله ، وكان مولد غالب بن محسن سنة 1223هـ (1808م) . وفي سنتي 4/5 1226هـ (7/1848م) استطاع غالب بن محسن القضاء على السلطة اليافعية في مدينتي تريم وسيئون.

    وفي سنة 1283هـ (1866م) طرد آل كثير الامير علي بن ناجي الثاني من الشحر واحتلوها وأنهوا بهذا الاحتلال الاماراة البريكية . وفي السنة نفسها حاول آل كثير الاستيلاء على المكلا وانها دولة الكسادي بها ولكنهم فشلوا . وفي السنة نفسها استطاع التحالف الكسادي/القعيطي انتزاع الشحر من آل كثير ، وبذلك اصبحت الشحر جزاء من املاك القعيطي كما اتفق على ذلك مسبقا بين الكسادي والقعيطي ، وفي سنة 1284هـ (1867م) حاول آل كثير استعادة الشحر من القعيطي ولكنهم فشلوا . وفي سنة 1285هـ (1868م) حاول القعيطي والكسادي القضاء على دولة آل عبدالله في تريم وسيئون ونواحيها ولكنهم فشلوا ، ومات السلطان غالب بن محسن سنة 1287هـ (1870م) . وفي سنة 1336هـ (1918م) خضعت الدولة الكثيرية ، في عهد السلطان منصور بن غالب ، لمعاهدة الحماية البريطانية التي كان قد ابرمها الانجليز مع القعيطي سنة 1306هـ (1888م). وفي سنة 1358هـ (1939م) في عهد السلطان جعفر بن منصور أبرم آل كثير معاهدة الاستشارة مع الانجليز. وفي أكتوبر سنة 1387هـ (1967م) انتهت الدولة الكثيرية بالانتفاضة المحلية التي سبقت استقلال الجنوب اليمني كله في نهاية نوفمبر سنة (1967م) 1387هـ ، وكان اخر سلاطينها حسين بن علي بن منصور الكثيري.[/]

    الدولة الكثيرية (( العصر الأخير ))

    وكانت تشمل سيئون وهي العاصمة ، وتريم وحوطة أحمد بن زين ، والغرفة ، وغيل بن يمين وتاربة ، والغرف ، وحوطة السلطانة ، وبور ، ومدودة ، وتريس ، وغيل عمر ، و وادي بن علي ، وبحيره ، وقارة آل عبدالعزيز ، وكل هذه المناطق أو كل هذه المدن والقرى تقع في ما يسمى حضرموت الداخل . وعليه فإن الدولة الكثيرية تنقسم إدارياً إلى : 1- لواء سيئون ، ويشمل مريمة(1) وحوطة السلطانة(2) وبور(3) ومدودة(4) وتريس(5) والغرفة (6) وغيل بن يمين(7). 2- لواء تريم ، ويشمل غيل وتاربة(8) والغرف(9) . 3- لواء حوطة أحمد بن زين(10) ، ويشمل وادي بن علي(11) وبحيرة(12) وقارة آل عبدالعزيز(13). وشتان ما بين هذا العصر وبين عهد السلطان العظيم بدر بوطويرق رحمه الله ، ويتكون مجلس الدولة من ثلاثة أعضاء غير رسميين ، ومن أعضاء رسميين ، وهم السلطان وولي عهده والمستشار الإنجليزي ، وينوب عنه سكرتيره المقيم في سيئون ، وإيرادات الحكومة الكثيرية ضئيلة جداً فهي لا تتجاوز مائة وخمسين ألف روبيه في السنة ، وما ذلك إلا لأن الدولة محصورة في الداخل وليس لديها ثغور وشواطيء.

    شروحات :

    (1) مريمه فيها طوائف من العلويين ، وقد كانت للحوارث ، وذكر شنبل في أخبار سنة 914هـ (أن مجلب بن عقيل الأظلفي تسوَر على السلطان محمد بنِ جعفر بنِ عبدالله بنِ علي الكثيري ليلة النصف من صفر من تلك السنة وهو بمصنعة مريمة ، فقتله وهو راقد بجوار زوجته بنت محمد بن جميل الحارثي ا.هـ ) ولم يكن السلطان آنذاك متملكاً مريمة وإنما جاءها زائراً.

    وقيل أن بعض سلاطين آل كثير حاصر الحارثي بمصنعة مريمة لمدة سنة كاملة ، ثم ولدت للكثيري فرس بعد إنتهاء السنة ، فأدلى له حزمة من القضب –البرسيم- من رأس المصنعة ، فقال الكثيري ( من لايعوزه القضب مع هذا الحصار … فلن يعوزه غيره) ففك الحصار وارتحل.

    وفي سنة 1321هـ ، هجم العوامر على مريمة واستولوا عليها ، ونهبوا ما فيها ، ثم تقدموا إلى منتصف الطريق بينها وبين القرن فلاقاهم عبيد الدولة أثناء الطريق ، والتحم القتال بينهم وكاد العوامر أن يفتكوا بالعبيد ، إلا أنه صادف مرور أحد السادة عيدروس بن عبدالقادر العيدروس ، وحل المشكلة.

    (2) حوطة السلطانة نسبة إلى سلطانة بنت علي الزبيدي ، وهي بين مريمة الشرقية وقارةِ العر ، وسكنها آل الزبيدي الحارثي ، وقيل أن الزبيديين من قبائل مذحج القحطانية و البعض نسبهم إلى بني حارثة الكنديين ، وقيل أيضاً أنهم من بنو أمية . والله أعلم

    (3) بور وهي من البلدان القديمة ، واستولى عليها آل كثير سنة 723هـ ، وكانت قاعدة آل كثير برهة من الزمان ويسكنها اليوم آل باجري الكثيري وفيها طوائف من العلويين ، وبور منطقة كبيرة فيها قرى وأماكن متناثرة.

    مدودة من البلدان القديمة ، وهي في سفح الجبل الشمالي عن سيئون ، قيل أن برهان الدين بن عبدالكبير اشتراها وهي خربة من السلطان بدر بن عبدالله بن علي الكثيري المتوفى سنة 894هـ ، وأنه بناها وحفر بها بئراً فمنعه آل كثير ، فقامت الحرب بينهم ، وحمل آل باحميد السلاح ودخلوا في حرب مع آل يماني بأسفل حضرموت.

    وفي حوادث سنة 916هـ ذكر شنبل وغيره ( أن عمر بن عامر الشنفري سلطان آل عبدالعزيز الشنافر ، أخذ مدودة من أحمد بنِ بدر بخيانة من راميها ، وأن تبيع ابن عبدالله بنِ جعفرٍ هجم على مدودة ، وحاصرها شهرين حتى صالحه ابن عبدالعزيز ، وأن آل كثير أثاروا الحرب على مدودة وهي في أيدي الشنافر آل عبدالعزيز ، وأضروا بنخيلها.

    وفي حوادث سنة 918هـ أن أحمد بن بدر أخذ مدودة من عبود بن عامر الشنفري ، ومن الملاحظ أن هذه الإشكاليات التي حصلت في مدودة بين أبناء العمومة ، جعلت بعض المؤرخين يفصل بين الشنفري و الكثيري ، وهذا من الشطط في القول ، فهي مجرد فتن دخل فيها الشيطان بينهم .

    وهناك باحث من آل كثير أسمه أبو جلال حسن بن منيباري ، سيطبع كتاب قيم جداً عن الإشكالية القائمة في مدودة في هذا الزمان.

    (5) تريس من البلدان القديمة ، وهي مثرى لآل باكثير الكنديين ، وفيها طوائف من العلويين ، وقد استولى عليها آل ثعلب ، ثم يافع ، وفي نهاية الأمر سنة 1264هـ نازلهم آل عبدالله الكثيري بأشراف القبلة وغيرهم بعد أن فرغوا من آل الظبي في سيئون ، وبعد حصار دام سبعين يوماً تم تسليمها .

    (6) ومن آل الغرفة آل بن ثعلب ويقال أنهم من بقايا قبيلة حضرموت ، وفيها آل بن ذياب وآل بلجون ، وآل طرموم وآل باحارثة وآل عمران ، وآل منقوش ، وآل باحلوان و أصلهم من اليمن من بَرط من أعمال صعدة ،وهي المنطقة الشهيرة بثورة ابن عبدات ، وفيها الكثير من أخبار الدول الكثيرية.

    (7) غيل بن يُمين ، قيل أن بن يُمين من آل دغَّار ،ويقال للغيل غيل الشناظير من يافع الذين استولوا عليه وقت اقتسامهم لحضرموت .

    وفي حوادث سنة 936هـ استولى السلطان بدر بوطويرق على هذا الغيل وطرد أولاد بن يمين ، وللغيل أخبار كثيرة في حروبهم ، ثم فيما بعد أخذه الشناظير ، ولكن الحموم وبدعم وامتيازات من آل كثير طردوا الشناظير سنة 1257هـ .

    (8) تاربة منطقة كبيرة جدا ، وتاريخها عريق ، وفيها الكثير من أخبار الدولة.

    (9) الغرف وهي بلدة صغيرة في موقع جميل ، كانت لآل زيدان من القرامصة التميميين ، فأشتراها منهم السلطان عبدالله بن محسن بن أحمد الكثيري لأخيه السلطان غالب.

    (10) أحمد بن زين الحبشي كان من علماء العلويين المشهورين ولد سنة 1069هـ وتوفي سنة 1145هـ, ومن أحفاده أحمد بن جعفر بن أحمد بن جعفر بن أحمد بن زين الحبشي صاحب الفكر السلفي الذي كان ينكر دوماً على قومه ، فمرة لم يتمالك نفسه حينما حضر مسجد وهم فيه بالدف يضربون فنهض يكسرها فقاموا عليه وضربوه ، فذهب إلى خشامر عند آل الشيخ علي جابر السلفيين ، وتوفي عندهم.

    (11) وادي بن علي وينسب كما قيل إلى آل علي بن جابر الشنفري ، وهم غير آل الشيخ علي جابر ، وفيها طوائف من آل كثير ، وفيها العديد من القرى والمناطق

    (12) بحيرة وأغلبها بن عامر الشنفري الكثيري ، وفيها الكثير من الديار

    (13) القارة .. قال فيها الهمداني ( هي قرية عظيمة لهمدان ، وفيها حصن ) وسميت فيما بعد بقارة آل عبدالعزيز بن عامر الشنفري ،لأنهم هم أغلب من بقي بها ، ومن الملاحظ أنه كما يقال لأهل القارة آل عبدالعزيز ، كذلك يقال للعوامر آل عبدالعزيز لدى المؤرخين, لأن العوامر ثلاثة أفرع رئيسية بدر وعمر وعبدالعزيز العامري .

    أهل القارة : آل عبدالعزيز بن عامر من آل بدر بن محمد الشنفري العوامر : آل عبدالعزيز بن عامر بن محمد الشنفري ومنهم آل خميس وآل عمرو وغيرهم.

    Reply

  144. Rahmat
    Mar 28, 2013 @ 12:48:11

    Al-Amri bukan berasal dari Bani Hamdan, mereka berasal dari Kabilah MADZHAJ. Itu yg tulis silsilah paling atas sumbernya dari mana?? Kabilah Madzhaj keturunan dari Madzhaj bin Adad bin Zayid bin Yasjub bin ‘Aryab bin Zayid bin Kahlan bin Saba’ bin Yasjub bin Ya’rub bin Qahtan. Fam2 kabilah ini antara lain:

    Az-Zubaidi
    Al-Bafadhal
    Al-Bamahsun
    Al-Kholifah
    Ibnu Saliman
    Al-‘Isya
    Al-Ba’ali
    Al-Balghayits
    Al-Basulthan
    Al-Bamadzhaj
    Al-Bahafil
    Al-Samrah
    Al-Awaji
    Al-Habaisyi
    Al-Amri
    Al-Ruhuit Sitompul

    Demikian sumber yg mengatakan Al-Amri dari Bani Hamdan itu salah. Lihat buku dari Nabi Nuh DR.H.A Bahafdullah.

    Reply

  145. Masihh Leman
    Jul 18, 2013 @ 06:11:32

    klo sunan gunung jati kebawah seperti shulton Hasannudin di banten bermaga apa ia??

    Reply

  146. Masihh Leman
    Jul 18, 2013 @ 06:35:49

    maaf maksudnya bermarga apa??

    Reply

  147. fikar
    Jul 27, 2013 @ 08:11:10

    Assalamualaikum,, Kalau Zubaidi Masuk golongan mana yaaa??

    Reply

    • Hanna
      Oct 16, 2013 @ 21:31:00

      Azmatkhan itu Arab india sama dengan Al-Ahmadi, Al-Farruqi, Al-Kaseri (al-Kathiri)

      Reply

      • fahmi attamimi
        Oct 23, 2014 @ 11:39:30

        azhamatkhan itu sama dengan bin syeck abubakar, al-hamid, dia bergelar azhamatkhan sbb jadi raja di india saat pertama penyebaran islam, dia golongan habaib,,,

      • Hanna
        Nov 14, 2014 @ 07:28:53

        Azmatkhan itu marga Arab india sama dengan marga Al-Ahmadi (marga arab india), Al-Farruqi (marga arab india), Al-Kaseri (Alkatiri kalo di indonesia)

  148. Tanzil
    Jul 31, 2013 @ 09:30:47

    ana kurang info ttg marga alyazidi, jid asli hadramaut tp wafat waktu abah kecil.. yg ada bahasan ttg marga alyazidi silakan reply..

    Reply

  149. hamza maziun
    Aug 26, 2013 @ 16:03:21

    Fam ana maziun,ana crik ada di hadramaut, umik ana ghumlas, masak ghumlas itu keturunan hadramaut jgak, soaly ana crik gk da ghumlas,

    Reply

  150. Muhammad Nanang Muzzammil
    Aug 30, 2013 @ 01:57:10

    sangat bagus. mungkin kalau anda tau sifat dan karakter tiap marga saya akan sangat apresiasi…..kalo tulisannya sudah ada mohon beri tahu….terimakasih

    Reply

  151. Rayhan husyi
    Sep 19, 2013 @ 10:53:32

    Sori ane cma mau tau kalo marga al husyi tuh di indonesia mayoritas ada dimana ya ? Kata kakek ane moyangnya berasal dari daerah saada. Nama ane rayhan bin ali bin tahar bin hussein al husyi. Terua itu termasuk golongan yang mana ya ? Tks

    Reply

  152. aly
    Oct 05, 2013 @ 13:22:53

    azmatkhan masuk bgaian mana ya kog tidk ada ?

    Reply

  153. Hanna
    Oct 16, 2013 @ 21:39:03

    Buku karangan DR.H.A Bahafdullah itu lebih cocok disebut kumpulan silsilah-silsilah arab yang diramu dengan beberapa Hoax semacam kisah penemuan kapal Nabi Nuh.. hahaha.. Sejarah bangsa arab tidak segampang itu, butuh berjilid-jilid kitab sebagai referensi.. peneliti barat yg begitu ilmiyah saja butuh ribuan referensi.. butuh berbagai macam orang dengan spesialisasi yg berbeda..

    Reply

  154. dona
    Oct 21, 2013 @ 01:47:49

    . Alawiyin (golongan yang mengaku keturunan Rasulullah via keturunan Ahmad bin Isa (AlMuhajir)) c/ : Alatas – Alaydrus – Albar – Algadrie – Alhabsyi – AlHamid – AlHadar – AlHadad – AlJufri – Assegaff -Baaqil – Bawazier –Baridwan-BinSechbubakar-Jamalullail- Maula Heleh/Maula Helah- Shihab((((((( mulai kapan mbak….,???? Bawazier masuk golongan ini??? Mbak golongan bawazir yaaa??? Ini ngawur bin ngawir hehehe…maaf….salam kenal……

    Reply

    • Bagushair
      Oct 24, 2013 @ 06:37:33

      Bawazier keturunan sayyidina abbas ibn abdul muttalib al hashimi

      Reply

    • Bagushair
      Oct 26, 2013 @ 07:06:52

      Alawiyyin ada 2 macam satu yang dari keturunan sayyidina hussein via ahmad muhajir yang lagi satu dari semua keturunan sayyidina ali seperti al hasni, albalkhi dan lain laib

      Reply

  155. muhammad
    Oct 27, 2013 @ 01:59:09

    kalo syaikh abdullah muhammad bin umar bin ibrahim atal matsani itu jalur nasabnya kmna ya

    Reply

  156. syar'ie
    Nov 07, 2013 @ 04:04:13

    udeh mau balwi kek mau abid semuanya tetep ke turunan nabi ada a.s

    Reply

    • Syami Amin Amir Mar'ie
      Apr 05, 2014 @ 23:02:25

      mau habaib/syekh/biasa/barat/timur,,pkok nya semua manusia sama,,yang membedakan adalah amal ibadahnya juga,,saya yang gak setuju masalah anak habaib (syarifah) tidak di bolehkan punya suami selain dari habaib,,lebay banget deh,,padahal habaib itu sendiri kan jelas2 orang persia,,ok walaupun keturunan dari fatimah kan kalo marga arab dari perempuan itu kan udah putus bray,,jadi kesimpulannya keturunan nabi Muhammad SAW memang tidak ada di dunia ini,,mungkin supaya tidak ada yang sombong karna merasa keturunan nabi Muhammad,,eh ternyata ada aja masih yang nyilep2 ngaku2 keturunan Muhammad,,cape dehhhh…. 😀

      Reply

      • islamiyah
        Sep 05, 2014 @ 03:23:54

        @Syami Amin Amir Mar’ie bilang….

        ok walaupun keturunan dari fatimah kan kalo marga arab dari perempuan itu kan udah putus bray,,jadi kesimpulannya keturunan nabi Muhammad SAW memang tidak ada di dunia ini,

        Inilah kalau orang ga punya pengetahuan buka mulut…Perkataan kamu jelas-jelasan mengingkari perkataan Nabi Muhammad SAW sendiri, beliau (SAW) mengatakan bahwa keturunannya ada hingga kini bahkan . Belajar agama bray.

        “Aku tidak menginginkan kedudukan, tetapi saya pernah mendengar Rasulullah saw berkata : ‘Sebab dan nasab akan terputus pada hari kiamat kecuali sababku dan nasabku. Semua anak yang dilahirkan ibunya bernasab kepada ayah mereka kecuali anak Fathimah, akulah ayah mereka dan kepadaku mereka bernasab.”

        Dan hadis tentang kedatangan Imam Mahdi.

        “ Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim) ”

        Dari kedua hadis tersebut nyata disebutkan bahwa Rasulullah memiliki keturunan dan berasal dari Fatimah RA, kamu telah menginkarinya tanpa ilmu. Semoga kata-katamu keluar dari kebodohanmu semata, bukan karena kebencian yang fana.

  157. achmad
    Jan 29, 2014 @ 23:44:33

    aslamualaikum kalau boleh tau marga garnuk itu masuk dalam hadramaut juga ya

    Reply

  158. imamsaid
    Apr 10, 2014 @ 10:20:03

    assalamualaikum,kalo fam bamadhij itu ada gak yaa?dan termasuk golongan apa?mohon info,syukron…

    Reply

  159. Ismail
    Apr 26, 2014 @ 09:22:51

    Kok bin hasan gak ada? Kan fuad hasan itu bin hasan

    Reply

  160. karima
    Apr 29, 2014 @ 22:51:49

    Sekedar pelurusan.
    Bawazier bukan alawiyin 🙂

    Reply

  161. Ɲɑɖɩɑ Aɖɖegeℓ (@nadiadegel)
    May 06, 2014 @ 23:27:20

    Saya Degel, kata ortu sih dari Hadramaut, Yemen. Kok gak ada?

    Reply

  162. Ɲɑɖɩɑ Aɖɖegeℓ (@nadiadegel)
    May 06, 2014 @ 23:30:35

    eh ada deng, hahah afwan ya 😀

    Reply

  163. imamsaid
    Jun 01, 2014 @ 04:23:17

    assalamualaikum,kalo fam bamadhij itu ada gak yaa?dan termasuk golongan apa?mohon info,syukron…

    Reply

  164. handiramy
    Jun 16, 2014 @ 10:58:59

    Assalamualaikum.. saya bukan arab sih hehe tapi saya suka mempelajari kebudayaan timur tengah dan asia selatan. Terima kasih blognya sangat bermanfaat 🙂
    Saya izin reblog yaa, jazakallah ^_^

    Reply

  165. handiramy
    Jun 16, 2014 @ 10:59:54

    Reblogged this on handiramy's Blog and commented:
    Alhamdulillah, I found this. 🙂

    Reply

  166. Iskandar Ibnu Maryam
    Jul 11, 2014 @ 10:32:03

    assalammualaikum 😀 nemu website ini menyenangkan hehehehe saya mau nanya boleh ya kakak – kakak semua? 😀 ibu saya masih ada keturunan arab,tapi nikah dengan orang jawa,apakah bener status saya tidak diakui sebagai keturunan arab yang menyandang marga?

    Reply

  167. imam masardi
    Jul 16, 2014 @ 11:47:41

    nasab gahtan ini masih simpang siur, hal ini sebagaimana diakui sendiri oleh ibn katsir dan para ulama nasab. Ada beberapa kemungkinan Qahtan ini Yahudi Arab terutama yang leluhurnya berasal dari Yaman Utara, sekitar kawasan Rijal alma, al Jouf dan sekitarnya terutama kelompok2 Hamdani

    Reply

  168. hasan Madhi
    Jul 26, 2014 @ 16:57:31

    Mengenai suku Bin Madi / madhi di Hadramout,
    Madi adalah klan Bani Abdella ibn Ali yang berasal dari Bani Qurra
    yang berasal dari Al-‘Umour yang berasal dari Athbaj ibn ‘Aamir bin Abi Rabi’ah bin Nuhaik bin Hilal bin Muawiyah bin Bakr ibn Hawazin
    bin Mansour bin ‘Ikrama bin Qais bin Khasfa’ Ailan bin Mudar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan. Seperti yang Anda lihat, mereka berasal dari suku Bani Hilal yang terkenal,yang adalah sepupu dari Bani Sulaim terkenal. Saya berharap bahwa ini t bermanfaat utk fam bin madi / madhi

    Reply

  169. Yusuf Baragbah
    Aug 11, 2014 @ 19:35:29

    Dengan adanya karya. Peneliti barat dan dunia islam. Menambah wacana dan referensi keberadaan anak turun yg terjaga/suci dari Nabi Muhammad Saw.

    Reply

  170. hasyim fahmi
    Sep 04, 2014 @ 17:33:36

    terima kasih atas informasinya

    Reply

  171. fakhri bin syawie
    Nov 18, 2014 @ 12:52:05

    Assalamualaiku
    Tlng admin,kl tau sislihah keluarga bin syawie/syawik diinfokan dong.masuk nya ke mana ya.جَزَاكَ Tlng Tlng admin,kl tau sislihah keluarga bin syawie/syawik diinfokan dong.masuk nya ke mana ya.جَزَاكَ Tlng admi

    Reply

  172. fakhri bin syawie
    Nov 18, 2014 @ 12:58:13

    Assalamualaiku
    Tlng admin,kl tau sislihah keluarga bin syawie/syawik diinfokan dong.masuk nya ke mana ya.جَزَاكَ اللّهُ

    Reply

  173. yakub baledruj
    Dec 02, 2014 @ 15:16:49

    afwan mana fam baledruj

    Reply

  174. Efendi
    Jan 31, 2015 @ 16:14:54

    Assalamualaikum wr. wb.
    Sesungguhnya saya diturunkan oleh kakek yang berasal dari Timur Tengah yakni seorang Arab yang berasal dari Mekah; jadi bukan seorang Hadrami tetapi seorang Hijazi. Saya tertarik untuk ikut memberikan pandangan saya di sini karena dalam keluarga saya yang egaliter dan demokratis telah terjadi perkawinan antara anggotanya dengan jamaah Hadrami yang Habaib (Al Habsyi) maupun yang bukan (Batati, Karaman, Bafadlol) dan Ahwal (Jawa, Madura, Minang, Sunda, Melayu dan Bali).
    Keingin tahuan manusia untuk mencari jati dirinya adalah sesuatu yang bersifat naluriah dan universal, seperti yang ditunjukkan oleh sebuah buku dan film Hollywood lama “The Root” yang menggambarkan pencarian seorang Black American tentang asal-usulnya sampai di pedalaman Afrika. Akan tetapi sebaiknya hasil pencarian itu pengaruhnya hanya dibatasi pada hal-hal yang bisa membuat kita menjadi lebih baik seperti menjadi motivasi bagi kita untuk berbuat baik seperti yang dilakukan oleh nenek moyang kita, mensyukuri nikmat Allah yang telah memberi kehidupan yang lebih baik kepada kita, menjadi motivasi untuk mengejar kehidupan yang lebih seperti yang dilakukan oleh nenek moyang kita dan terutama mensyukuri warisan genetika dari mereka yang membuat kita menjadi manusia yang pemberani, pekerja keras, hemat, teguh dalam keyakinan dan sebagainya. Janganlah kita setelah mengetahui silsilah/sanad kita kemudian mengimpor dan melanggengkan struktur sosial dan kebiasaan sosial yang ada di sana ke Indonesia karena struktur sosial dan kebiasaan sosial di suatu tempat umumnya di dirikan untuk mempertahankan status quo di tempat tersebut sehingga tidak terjadi perubahan dari kenyamanan yang dinikmati oleh kelompok yang berkuasa di tempat tersebut. Mereka ini tetap didengarkan perkataannya, tetap memperoleh priviles dan hak-hak yang menguntungkan dan tetap dicium tangannya.
    Adalah suatu kerugian yang besar bagi keturunan Arab di Indonesia yang menjadi salah satu kelompok diaspora terbesar di negeri ini apabila berpegang pada kebiasaan dan struktur masyarakat yang ada di tanah Hadramaut nun jauh di sana dan mengabaikan kebiasaan dan struktur masyarakat yang ada di negeri Indonesia ini. Pengangkatan orang-orang keturunan Arab untuk menduduki posisi penting di negeri ini bukan berdasarkan pada kebiasaan dan struktur masyarakat yang ada Hadramaut sana tetapi sebaliknya berdasarkan pada nilai-nilai yang berlaku di sini. Saleh Afif, Mar’i Muhammad, Ali Alattas, Anis Baswedan dan keturunan Arab lainnya diangkat bukan karena mereka itu keturunan Habaib atau keturunan Sulthon akan tetapi mereka diangkat sesuai dengan nilai-nilai kultural yang berlaku di Indonesia yakni kejujuran, kemampuan, keilmuan dan dedikasi mereka.
    Apabila kita mau mencium tangan almarhum Habib Umar Al Attas Pasar Minggu karena menghormati ilmunya boleh-boleh saja akan tetapi kalau kita mencium tangan Muchsin Al Attas sang penyanyi yang bukan abang kita atau ayah/om kita hanya karena ia habaib akan terasa aneh. Ana terkadang tertawa di hati melihat betapa seorang Hadrami yang berada dalam struktur sosial rendah di Hadramaut ngotot dengan tradisi dan hirarki struktur sosial Hadrami di tempat yang ribuan kilo meter jaraknya dari tempat asal tradisi dan hirarki struktur sosial tersebut padahal posisinya dalam tradisi dan hirarki struktur sosial tersebut sangat inferior.
    Mempertahankan status quo dalam tradisi dan hirarki struktur sosial di negeri jauh yang pada dasarnya tak perlu lagi itu acap kali menimbulkan penderitaan bagi individu-individu di kelas tersebut. Pelarangan perkawinan antara sayidah dengan lelaki yang bukan sayid menyebabkan penderitaan seumur hidup pada sejumlah sayidah. Jumlah kelahiran bayi lelaki dan perempuan secara statistik dapat dikatakan seimbang kecuali dalam kondisi yang sangat ekstrim. Apabila keturunan laki-laki habaib dibebaskan untuk menikah dengan wanita dari kelas sosial manapun maka sisanya yang akan menikahi sajidah jumlahnya jadi tak mencukupi. Akibatnya banyak anak wanita habaib ini yang harus terima menjadi istri kedua atau bahkan tidak menikah seumur hidup. Disini kita melihat kebanggaan sosial yang kosong ini memberikan penderitaan bagi orang-orang yang dicintainya. Absurd.
    Kebanggaan-kebanggaan palsu seperti di atas sering kali ditunjukkan dalam jaman yang salah. Emigran-emigran Arab yang datang di masa penjajahan Belanda itu banyak yang mempunyai kelebihan dari penduduk asli saat itu seperti dalam hal etos kerja, pemupukan modal dan kekuatan, pengetahuan dagang dan sebagainya sehingga banyak diantara mereka yang mampu untuk menjangkau posisi-posisi yang penting sebagai pembantu kepercayaan penguasa pribumi, sebagai penguasa kerajaan, sebagai pelaku perdagangan yang kaya, meskipun demikian mereka berusaha untuk menghormati penduduk asli dan memanggil penduduk asli dengan sebutan ahwal yang artinya saudara dari pihak ibu dan tidak dengan sebutan wathoni atau pribumi. Seiring dengan perjalanan waktu sikap itu berubah pada sebagian kecil keturunan Arab dengan menyepelehkan penduduk asli. Mereka tidak sadar bahwa jaman sudah berubah. Penduduk asli yang dulu di jaman Belanda merupakan warga kelas tiga setelah kemerdekaan mereka menjadi penguasa; warga kelas satu seperti halnya semua warga negara di negeri ini. Penilaian dan penghargaan atas sesama warga di negeri ini didasarkan pada kualitas mereka masing-masing bukan berdasarkan pada struktur kelas yang sudah usang.
    Semoga ulasan ini membantu kita untuk menjadi warganegara Indonesia yang berbahagia dan tidak terperangkap dalam kubu-kubu yang berdasarkan pada tatanan strata yang tidak membumi di sini.
    Wassalam,
    E. Makawi

    Reply

  175. Luqman
    Feb 26, 2015 @ 19:53:38

    Badubbah mana ?????

    Reply

  176. jihad
    Feb 27, 2015 @ 17:46:28

    Bahammadi ada gak

    Reply

  177. Bint Fahmy Ben Yahya
    Mar 02, 2015 @ 19:19:16

    Kenapa marga Basyaiban sam Azmatkhan masih ϑï ragukan ??

    Reply

Leave a reply to anto Cancel reply